26.7 C
Jakarta

Pneumonia Berat Merebak di Kota Wuhan Tiongkok, Kemenkes Lakukan Antisipasi

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Kota Wuhan, Tiongkok dalam dua pekan terakhir ini dihebohkan dengan penyakit sejenis pneumonia (radang paru) berat. Media setempat memberitakan penularan penyakit tersebut tergolong cepat dari semula 27 pasien, meningkat menjadi 44 orang dalam sepekan.

Dikutip dari laman sehatnegeriku, pemerintah Kota Wuhan telah melakukan kajian terhadap merebaknya penyakit pneumonia berat tersebut. Hasilnya ternyata penyakit tersebut bukan disebabkan virus influenza dan bukan penyakit pernafasan biasa. Masih diteliti lebih lanjut apakah penyakit ini sama dengan penyakit Severe Acute Respiratory Infection (SARS) yang disebabkan Coronavirus dan pernah menimbulkan wabah di dunia pada tahun 2003.

Pemerintah Kota Wuhan juga telah mengambil tindakan untuk mengisolasi semua pasien guna mendapatkan pelayanan kesehatan. Disisi lain, pemerintah melakukan penelusuran / investigasi untuk mengetahui penyebabnya. Untuk sementara dugaan mengarah pada area kerja pasien. Ternyata sebagian dari pasien-pasien tersebut bekerja di pasar ikan yang juga menjual berbagai jenis hewan lainnya termasuk burung.

Hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa penyakit ini dapat menular dari manusia ke manusia (human to human). Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) masih melakukan pengamatan dengan cermat terkait kejadian di Wuhan ini.

Kemenkes antisipasi

Kementerian Kesehatan RI bersama seluruh jajaran kesehatan di Indonesia kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Anung Sugihantono melakukan antisipasi masuknya pneumonia jenis baru tersebut. Sejak pekan pertama Januari 2020, Kemenkes telah melakukan deteksi, pencegahan, respon jika ditemukan pasien dengan gejala pneumonia berat seperti di Wuhan, Tiongkok.

Langkah berikutnya jika ditemukan pasien seperti di Wuhan akan dilakukan perawatan, pengobatan, isolasi, serta melakukan investigasi dan penanggulangan untuk mencegah penyebaran penyakit meluas dan berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa/wabah.

Ketiga melakukan deteksi, pencegahan dan respon terhadap kemungkinan masuknya pasien pneumonia berat dari luar negeri, termasuk dari Tiongkok, ke Indonesia melalui Bandar Udara, Pelabuhan Laut dan Pos Lintas Batas Negara yang mencakup langkah aktivasi alat thermal scanner. Lalu memantau kemungkinan ditemukannya virus atau mikroorganisma baru dari hasil pemeriksaan laboratorium pasien pneumonia berat.

“Dan terakhir kami juga memantau perkembangan penyakit pneumonia berat yang belum diketahui penyebabnya di dunia agar dapat segera dilakukan langkah yang diperlukan di Indonesia,” jelas Anung.

Pihaknya juga telah menyampaikan edaran kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Direktur Utama Rumah Sakit Vertikal, Rumah Sakit Provinsi dan Rumah Sakit TNI / POLRI, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kepala Balai Besar / Balai Tehnik Kesehatan Lingkungan, Kepala Balai Besar / Balai Laboratorium Kesehatan, di seluruh Indonesia, melalui surat nomor : PM.04.02/III/43/2020, tanggal 5 Januari 2020.

Dirjen Anung mengimbau pada masyarakat untuk tetap tenang, tidak panik dan tetap waspada. Cermati gejala demam yang dijumpai.

“Gejala umum dari pneumonia adalah demam, batuk, dan sukar bernafas. Jika merasakan gejala penyakit seperti ini agar segera berobat ke Puskesmas / Rumah Sakit / Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdekat,” jelasnya.

Kedua, agar tetap sehat, hendaknya masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat setiap hari dan berkelanjutan dengan (a) makan makanan bergizi, menu seimbang, cukup buah sayur, (b) melakukan aktivitas fisik minimal setengah jam setiap hari, (c) cukup istirahat, dan (d), segera berobat jika sakit.

Ketiga, bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan ke Tiongkok, termasuk ke Hongkong, Wuhan, atau Beijing, agar memperhatikan perkembangan penyebaran penyakit ini di Tiongkok atau berkonsultasi dengan Dinas Kesehatan atau Kantor Kesehatan Pelabuhan setempat. Selama di Tiongkok agar menghindari berkunjung ke Pasar Ikan atau tempat penjualan hewan hidup.

Jika dalam perjalanan merasa berinteraksi dengan orang dengan gejala demam, batuk, dan sukar bernafas atau jatuh sakit dengan gejala yang sama, agar segera berobat ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdekat. Dan jika setelah kembali ke Indonesia menunjukkan gejala demam, batuk, dan sukar bernafas agar segera berobat.

Keempat, memperhatikan informasi yang disampaikan Dinas Kesehatan setempat dan Kementerian Kesehatan RI.

Sementara kepada Tenaga Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Dirjen Anung meminta agar mencermati perkembangan penyakit pneumonia berat yang belum diketahui penyebabnya di Tiongkok dan di dunia agar dapat menyikapinya dengan tepat dan benar, mencermati informasi dari Dinas Kesehatan setempat dan Kementerian Kesehatan RI tentang perkembangan penyakit ini.

Jika menemukan pasien dengan gejala pneumonia berat melakukan tatalaksana sesuai SOP / Standard Operational Procedure yang berlaku. Dan jika menemukan pasien yang diduga pneumonia berat yang belum diketahui penyebabnya, harus melakukan tatalaksana sesuai SOP / Standard Operational Procedure dan isolasi pasien, memperhatikan prosedur kewaspadaan umum / infection control,  melaporkan kejadian secara berjenjang ke Dinas Kesehatan setempat untuk diteruskan ke Kementerian Kesehatan RI.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!