JAKARTA, MENARA62.COM – Kunci utama para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif bertahan di tengah pandemi adalah memiliki kemampuan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi yang baik, ketiga kemampuan itu sebenarnya sudah mulai diterapkan di Indonesia.
Hal ini disampaikan Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary yang mewakili Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, Usman Kansong, S.Sos., M.Si., dalam sambutannya membuka acara webinar Creative Talks Pojok Literasi “Mendorong Inklusi Keuangan Masyarakat Lewat Pemanfaatan Potensi Pariwisata”, pada tanggal 15 November 2021.
Acara yang digagas oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Perekonomian Maritim Kementerian Kominfo ini, bermitra dengan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY dan Pengembangan Pendidikan Promosi Pariwisata dan Kebudayaan Nusantara (P3PKN) diselenggarakan secara hybrid (luring dan daring), di Cronica Co-working Space, Yogyakarta dan melalui Zoom Meeting serta disiarkan secara live streaming melalui kanal Youtube Ditjen IKP Kominfo.
Acara diawali dengan sambutan Ridwan MD (Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan Promosi Pariwisata dan Kebudayaan Nusantara), hadir juga sebagai narasumber Septriana Tangkary (Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim) mewakili Bapak Usman Kansong (Dirjen IKP), Gusti Kanjeng Ratu Bendara (Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah DIY), Irwan Trinugroho (Chairman Fintech Center UNS) dan Eko Slamet Riyanto (Koordinator Informasi dan Komunikasi Perekonomian I, Kemenkominfo).
GKR Bendara menyampaikan bahwa strategi pariwisata Yogyakarta sudah beralih dari mass-tourism menjadi quality-tourism, yaitu bagaimana kita bisa menghadirkan responsible tourism, ini yang merawat pariwisata kita lebih indah sehingga dapat berkelanjutan dalam jangka yang lebih panjang.
“Mereka lebih menginginkan unique experience dan high value experience daripada luxury, maka dari itu fokus dari Pemda DIY ini adalah peningkatan kualitas dari desa wisata.” tutur Gusti.
Gusti juga mengenalkan aplikasi “Visiting Jogja”, buatan dari Dinas Pariwisata Yogyakarta yang juga bertujuan agar Pemda DIY bisa mengumpulkan data besar dan menunjukkan keakuratan data analisis wisatawan ke Yogyakarta sehingga bisa meningkatkan kualitas pariwisata Yogyakarta, karena menurut Gusti data besar, Marketing Strategy dan Data Analisis secara digital akan menjadi Big Market di masa depan.
Kemudian Irwan Trinugroho dalam paparannya membahas bagaimana inklusi keuangan dapat menumbuhkan potensi pariwisata. Dari sisi supply, jelas bahwa pelaku usaha sektor pariwisata butuh pendanaan dan untuk mendapatkan pendanaan mereka harus terinklusi ke sektor jasa keuangan. Kemudian dari sisi demand, inklusi keuangan dapat menyediakan infrastruktur teknologi pembayaran digital yang akan memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan untuk berbelanja.
Irwan juga memberikan saran atau rekomendasi kebijakan untuk pemerintah dalam mendorong inklusi keuangan di sektor pariwisata, salah satunya adalah perlunya intervensi pemerintah untuk menurunkan biaya transaksi pembayaran digital bagi UMKM dan juga memperluas akses pendanaan yang berbiaya murah bagi UMKM yang berhubungan dengan sektor pariwisata.
“Disini perlu intervensi pemerintah, karena kalau tidak mereka akan terjebak kepada pinjaman yang berbiaya mahal dan pada akhirnya tidak bisa menjadi leverage bagi usaha mereka,” kata Irwan.
Peran pemerintah dalam hal ini Kementerian Kominfo melalui Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Perekonomian Maritim Kementerian Kominfo sebagai humas pemerintah yang memberikan edukasi dan literasi kepada masyarakat mengenai program-program Pemerintah. Disampaikan oleh Eko Slamet Riyanto bahwa pemerintah melihat potensi inklusi keuangan di masyarakat kita harus sangat didorong terutama terkait dengan peningkatan potensi pariwisata, maka itu dibuatlah kegiatan hari ini.
“Diharapkan teman-teman yang hadir disini bisa mengamplifikasi kegiatan ini di sosial media masing-masing agar semua orang tahu manfaat kegiatan ini dan turut berpartisipasi dalam meningkatkan potensi pariwisata terutama juga dalam menggunakan inklusi keuangan”, tambah Eko.