JAKARTA, MENARA62.COM — Pihak Polda Metro Jaya memperkirakan 40.000 buruh dari berbagai elemen yang akan berunjuk rasa guna merayakan Hari Buruh Internasional (May Day) di wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Selasa (1/5/2018).
“Itu baru prediksi,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Jakarta Jumat (27/4/2018), seperti dilansir Antara.
Argo mengungkapkan buruh akan merayakan May Day bertemakan “May Day Is Funday” termasuk berasal dari Bekasi, Depok, Bogor Jawa Barat dan Tangerang Banten. Anggota serikat buruh nasional itu akan menggelar kegiatan menyampaikan pendapat di muka umum di sekitar Istana Kepresidenan, Gedung DPR/MPR RI dan Bundaran HI.
Dikatakan Argo, petugas kepolisian dan Pemerintah Provinsk DKI Jakarta telah menyediakan tempat kendaraan yang mengangkut buruh di sekitar Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat.
Argo belum menyebutkan kepastian jumlah personel yang akan terlibat pengamanan May Day, namun Polda Metro Jaya siap mengamankan pesat tahunan buruh itu.
Sementara itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyatakan sebanyak 150.000 buruh akan berunjuk rasa di Istana Kepresidenan pada parayaan May Day.
Iqbal mengungkapkan buruh akan membawa agenda penolakan terhadap masuknya tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok dan penghapusan sistem alih daya tenaga kerja (outsourcing).
May Day
Hari Buruh Internasional dirayakan pada tanggal 1 Mei, dan dikenal dengan sebutan May Day. Hari buruh ini, di sejumlah negara dijadikan hari libur nasional termasuk di Indonesia.
Hari Buruh lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak industrial. Perkembangan kapitalisme industri di awal abad 19 di Amerika Serikat dan Eropa, menandakan perubahan drastis ekonomi-politik. Pada saat itu, ada disiplin kerja yang sangat ketat, jam kerja yang intensif, dikombinasikan dengan upah minim serta buruknya kondisi kerja di pabrik, melahirkan perlawanan dari kalangan kelas pekerja.
Sejarah mencatat, pemogokan pertama kelas pekerja Amerika Serikat, terjadi pada tahun 1806 oleh pekerja Cordwainers. Pemogokan ini berakhir dengan penangkapan para aktivis buruh, dan mereka dimejahijaukan. Dalam dalam pengadilan itu juga terungkap fakta yang membuka mata publik. Kelas pekerja di era tersebut bekerja 19 sampai 20 jam seharinya. Sejak saat itu, perjuangan untuk menuntut direduksinya jam kerja menjadi agenda bersama kelas pekerja di Amerika Serikat.
Ada dua orang yang dianggap telah menyumbangkan gagasan untuk menghormati para pekerja, Peter McGuire dan Matthew Maguire, seorang pekerja mesin dari Paterson, New Jersey. Pada tahun 1872, McGuire dan 100.000 pekerja melakukan aksi mogok untuk menuntut mengurangan jam kerja. McGuire lalu melanjutkan dengan berbicara dengan para pekerja and para pengangguran, melobi pemerintah kota untuk menyediakan pekerjaan dan uang lembur. McGuire menjadi terkenal dengan sebutan “pengganggu ketenangan masyarakat”.
Pada tahun 1881, McGuire pindah ke St. Louis, Missouri dan memulai untuk mengorganisasi para tukang kayu. Akhirnya didirikanlah sebuah persatuan yang terdiri atas tukang kayu di Chicago, dengan McGuire sebagai Sekretaris Umum dari “United Brotherhood of Carpenters and Joiners of America”. Ide untuk mengorganisasikan pekerja menurut bidang keahlian itu, kemudian merebak ke seluruh negara. McGuire dan para pekerja di kota-kota lain merencanakan hari libur untuk para pekerja di setiap Senin pertama bulan September, di antara Hari Kemerdekaan dan hari Pengucapan Syukur.
Pada tanggal 5 September 1882, dilakukan parade Hari Buruh pertama diadakan di kota New York, dengan melibatkan sekitar 20.000 orang. Mereka membawa spanduk bertulisan 8 jam kerja, 8 jam istirahat, 8 jam rekreasi. Maguire dan McGuire memainkan peran penting dalam menyelenggarakan parade ini. Dalam tahun-tahun berikutnya, gagasan ini menyebar dan semua negara bagian, dan ikut merayakannya.
Pada 1887, Oregon menjadi negara bagian pertama yang menjadikannya hari libur umum. Pada 1894. Presider Grover Cleveland menandatangani sebuah undang-undang yang menjadikan minggu pertama bulan September hari libur umum resmi nasional.
Kongres Internasional Pertama diselenggarakan pada September 1866 di Jenewa, Swiss, dihadiri berbagai elemen organisasi pekerja dari berbagai negara. Kongres ini menetapkan sebuah tuntutan mereduksi jam kerja menjadi delapan jam sehari, yang sebelumnya (masih pada tahun sama) telah dilakukan National Labour Union di AS: Sebagaimana batasan-batasan ini mewakili tuntutan umum kelas pekerja Amerika Serikat, maka kongres mengubah tuntutan ini menjadi landasan umum kelas pekerja seluruh dunia.
Satu Mei ditetapkan sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia, pada Konggres 1886 oleh Federation of Organized Trades and Labor Unions. Ketika itu, selain untuk memberikan momen tuntutan delapan jam sehari, juga untuk memberikan semangat baru perjuangan kelas pekerja yang mencapai titik masif di era tersebut.
Tanggal 1 Mei dipilih karena pada 1884 Federation of Organized Trades and Labor Unions, yang terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh di Kanada 1872, menuntut delapan jam kerja di Amerika Serikat dan diberlakukan mulai 1 Mei 1886.