JAKARTA, MENARA62.COM – Anggota komisi XI dari Fraksi PKS, Anis Byarwati menyoroti burden sharing yang dilakukan oleh pemerintah dengan Bank Indonesia. Sebab burden sharing berpotensi memengaruhi beban dan penghasilan Bank Indonesia.
“Kami concern terhadap hal tersebut karena burden sharing ini berpotensi memengaruhi beban dan penghasilan Bank Indonesia,” kata Anis dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI dengan Gubernur Bank Indonesia, Senin (28/9/2020.
Menurut data yang disampaikan Bank Indonesia, otoritas moneter sudah membeli sekitar Rp410,92 triliun SBN selama 2020 baik di pasar perdana maupun di pasar sekunder. Dari total tersebut sebanyak Rp234,65 triliun dibeli di pasar pendana. Sebesar Rp51,17 triliun dibeli melalui mekanisme pasar dan Rp183,48 triliun lewat pembelian langsung.
Dalam rapat terbuka yang dilangsungkan secara virtual ini, Anis juga meminta informasi update kondisi keuangan Bank Indonesia terbaru. “Kondisi permodalan Bank Indonesia harus tetap dijaga dilevel minimal 10 persen dari total kewajiban moneter,” lanjut Anis.
Anis juga menanyakan tentang kemampuan BI dalam menjaga rasio modal. “Seberapa besar kemampuan Bank Indonesia menjaga agar rasio modal tetap minimal 10 persen dari kewajiban moneter di tengah-tengah beban yang meningkat dan penghasilan yang menurun?” tanyanya.
Selanjutnya, menutup pandangannya Anis menyampaikan tantangan yang menyebabkan penurunan penghasilan BI. “Kami mengindentifikasi dua tantangan yang menyebabkan penurunan penghasilan Bank Indonesia,” ujar Anis.
Kedua tantangan itu adalah penurunan yield obligasi dan suku bunga acuan dunia, yang akan memengaruhi realisasi pendapatan bunga Bank Indonesia dan hilangnya pendapatan Bank Indonesia dari SBN karena skema burden sharing.