BANGKALAN, MENARA62.COM — Pondok Babussalam, Socah, Bangkalan, Madura ungang Guru Besar Universitas Indonesia Prof. Dr. H. Maksum Radji, M. Biomed, Apt., untuk mengisi Kajian Spesial pada Senin, (12/8/2019) lalu.
“Saya berbicara di sini hanya untuk berbagi pengetahuan saja. Saya tidak memberikan solusi atas permasalahan karena itu tugas kita bersama sebagai seorang pendidik,” kata Prof. Maksum saat mengisi Kajian Spesial di Pondok Babussalam Socah.
Sesuai dengan judul acara yang dipilih, Kajian Spesial. Acara ini terbilang menarik dan unik, pasalnya pelaksana tidak mengeluarkan biaya sepeserpun. Semua didukung penuh oleh masyarakat sekitar.
“Semua disiapkan oleh jemaah dan simpatisan, 850 kotak nasi dan 800 kotak kue, tenda acara dan lain-lain semua di inisiasi oleh komunitas pemuda di Timur Pasar, Socah ini,” ujar Rik Suhadi, Pengasuh pondok Babussalam Socah yang juga Wakil Ketua PDM Kabupaten Bangkalan, Rabu (14/8/2019).
Mengusung tema “Santri Generasi Alfa Dan Tantangannya pada Era Revolusi Industri 4.0”. Acara ini berhasil menarik audiensi sebanyak 800 orang dari berbagai lapisan masyarakat.
Salah seroang peserta kajian menyampaikan bahwa ketertarikannya hadir dalam acara karena narasumber yang dihadirkan adalah pembicara kelas Nasional salah satu peneliti terbaik di Universitas Indonesia.
“Kapan lagi saya bisa dengar petuah dari orang besar asli Socah,dengan menghadiri acara ini saya merasa akan mendapat amunisi semangat baru dalam menuntut ilmu,” tandas Asrul, salah seorang peserta kajian yang merupakan pengurus PC IPM Socah, Kabupaten Bangkalan.
Dalam acara ini Prof. Maksum, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa untuk menuntut ilmu itu tidak butuh menjadi pintar. Ada tahapan yang harus dilalui terlebih dahulu.
“Untuk jadi orang hebat dalam arus industry 4.0 ini tidak berarti jika hanya pintar. Tapi kita butuh memiliki (4C), yaitu critical thinking, communication, creative, collaboration. setelah menguasai 4C tersebut kita akan memasuki proses How to think, how to get information, kemudian how to be, how to do. Apabila kita sudah memegang hal-hal tersebut. Maka kita bisa menemukan How to life Together,” jelasnya.