BOYOLALI, MENARA62.COM – Rumah Tahfidz Baitul Arqom (RTBA) menggelar acara Wisuda Tahfidz dan Peresmian Gedung 3 pada Ahad (27/08/23) yang berlokasi di Cemoro, Ketitang, Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah.
Acara ini dihadiri oleh Bendahara Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Marpuji Ali; Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Busyro Muqoddas; Pimpinan Daerah Muhammadiyah Boyolali, Nurohim; Pimpinan Cabang Muhammadiyah Nogosari, Sugiman beserta jajarannya; Estu Dwi Saputro selaku Mudzir RTBA dan wali santri wisuda tahfidz serta masyarakat setempat.
Estu Dwi Saputro dalam sambutannya mengatakan bahwa wisuda tahfidz menjadi agenda tahunan dan tahun ini merupakan wisuda periode ke-4. Selain itu, dia juga mengatakan bahwa peresmian gedung 3 akan menjadi tempat pengembangan ekonomi mandiri Rumah Tahfidz sekaligus lantai 2 akan menjadi ruang kelas pembelajaran untuk santri RTBA.
“Oleh karena itu, saya mengajak kepada yang hadir untuk turut merawat amal usaha Muhammadiyah ini, sesuai dengan kemampuan masing-masing,” ujarnya.
Nurohim selaku perwakilan dari PDM Boyolali mengingatkan agar jangan bangga dengan lembaga tahfidz yang gratis dan mengandalkan infaq dari donator walaupun itu tidak salah. Akan tetapi lembaga tahfidz juga harus punya kemandirian ekonomi yang mapan sehingga akan mudah untuk melakukan pengembangan-pengembangan baik infrastrukturnya maupun SDM-nya.
Nurohim juga menjelaskan tantangan RTBA kedepan adalah bagaimana wajah RTBA 10 tahun mendatang. “Jika dalam 10 tahun ke depan animo rumah tahfidz semakin meningkat, lalu apa yang membedakan Rumah Tahfidz ini dengan lembaga-lembaga tahfidz lain. Itu yang perlu diperhatikan,” jelasnya.
Acara dilanjutkan dengan prosesi wisuda tahfidz dengan ditandai dengan pemberian Samir dan sertifikat kepada para wisudawan/ti. Kemudian dilanjutkan penandatanganan prasasti dan tausiyah oleh Marpuji Ali selaku PP Muhammadiyah.
Marpuji Ali mengutip Q.S. Al-Kahfi ayat 46 dan mengajak hadirin agar memiliki baqiyat ash-shilihat dengan mensupport ma’had tahfidz ini sesuai dengan kemampuan masing-masing yaitu mensupport dengan rizkinya, dengan pemikirannya, ataupun dengan tenagannya.
“Muhammadiyah itu satu, di dalamnya ada kamar-kamar, ada kamar universitas Muhammadiyah, ada kamar ma’had tahfidz, ada kamar-kamar yang lain. Masing-masing kamar harus menjalin komunikasi dan kerjasama dengan baik agar semakin berkembang dan solid,” jelas Marpuji.
Di akhir tausiyahnya, Marpuji Ali mengingatkan agar santri tidak cukup berhenti pada level menghafal saja, tetapi pengkajian dan pendalaman ayat-ayat Al-Qur’an juga sangat penting.
“Terakhir, jangan cukup berhenti sampai pada level menghafal saja, pengkajian dan pendalaman ayat-ayat Al-Quran juga sangat penting bahkan potensi-potensi lain juga perlu dikembangan. Terlebih santri-santri yang memiliki kemampuan eksakta agar didorong dan diarahkan untuk menekuni sains agar lahir ilmuwan-ilmuwan yang hafal Al-Qur’an,” tutup Marpuji.
Rumah Tahfidz Baitul Arqom ini memiliki dua program utama yaitu Program Tahfidz Mukim dan Program Tahfidz Sore. Wisuda periode ini adalah santri dari Program Tahfidz Santri Sore dengan capaian hafalan rata-rata juz 27-30 yang berjumlah 20 santri. Adapun Program Tahfidz Santri Mukim merupakan Program Boarding yang bekerjasama dengan MTs Muhammadiyah 03 Nogosari dan capaian hafalan santri paling banyak 15 juz dalam 3 tahun.
(Mahda Khufiati)