JAKARTA, MENARA62.COM – Memasuki hari ke-14 konflik Ukraina-Rusia yang kian memanas, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menerima kedatangan Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, Kamis (10/3). Bertempat di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Vasyl Hamianin ditemani oleh Sekretaris Kedutaan Besar Ukraina untuk Indonesia, Svitlana Bondarenko.
Keduanya disambut langsung oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti dan Koordinator Muhammadiyah Aid, Wachid Ridwan. Sedangkan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, Ketua PP Muhammadiyah, Syafiq Mughni, dan Sekretaris PP Muhammadiyah, Agung Danarto menghadiri secara daring.
Kepada Duta Besar, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan duka cita mendalam atas musibah yang menimpa rakyat Ukraina.
“Kami berempati dan bersimpati pada bangsa Ukraina yang saat ini mengalami musibah. Ada macam-macam yang mengatakan ini sebagai invasi, agresi, atau operasi militer. Tapi apapun yang terjadi dan dialami masyarakat Ukraina adalah tragedi kemanusiaan yang tidak boleh terjadi di dunia modern yang menjunjung penghargaan terhadap hak asasi manusia, global etik yang tinggi dan nilai-nilai luhur peradaban antar bangsa,” kata Haedar.
Haedar berharap peran PBB bertindak tegas agar tragedi serupa tidak terjadi di tempat lain. Pemerintah Indonesia juga diharapkan Haedar berperan aktif mengupayakan resolusi konflik sesuai dengan prinsip bebas dan aktif.
“Tidak ada alasan untuk meneruskan agresi yang merupakan warisan masa lalu peradaban dekstuktif,” tuturnya.
“Terakhir saya yakin Tuhan tidak pernah merestui atau mengizinkan sekaligus akan murka jika bangsa-bangsa di dunia masih mengedepankan agresi dan tindakan yang mengedepankan kerusakan. Dunia ini terlalu sempit untuk kancah agresi dan neo-kolonialisme dalam bentuk apapun di mana Indonesia pernah merasakan betul penderitaannya,” pungkas Haedar.
Menyambut Haedar, Duta Besar Ukraina, Vasyl Hamianin berharap dukungan moril dari Muhammadiyah. Apalagi, konflik yang terjadi juga ikut mengancam eksistensi kaum muslimin Ukraina yang terdiri dari beragam suku dari Tatar, Turk, Azerbaijan, hingga Chechnya.
“Semoga dialog ini memperbaiki dan membawa kedamaian bagi tanah kami. Tidak ada seorang pun mampu melihat tragedi seperti ini,” pungkas Hamianin.
Sementara itu Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengungkapkan bahwa Muhammadiyah pernah berkunjung ke Kiev, Ukraina pada Oktober 2018 guna bertemu dengan berbagai organisasi Islam lokal dan membicarakan sejumlah kerja sama.
Terkait konflik yang saat ini tengah terjadi, Abdul Mu’ti juga menyebut rencana Muhammadiyah untuk memberikan bantuan kepada korban perang melalui lembaga bantuan internasional milik Persyarikatan, Muhammadiyah Aid.
“Kami berdoa agar rakyat Ukraina berjuang mempertahankan tanah mereka dan menemui kehidupan yan damai,” tutupnya.