JAKARTA, MENARA62.COM – Tensi konflik di jalur Gaza antara Palestina dengan Israel terus meningkat bahkan berpotensi makin membesar. Kekerasan dan jumlah korban rakyat sipil terutama warga Palestina tidak terhindarkan.
Karena itu, Pimpinan Nasional (Pimnas) Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) mengelurkan 5 pernyataan penting. Pernyataan sikap yang ditandatangi oleh Presidium Pimnas PPI Andy Soebjakto dan Sekjen Gede Pasek Suardika tersebut meliputi, pertama Pimnas PPI menghargai upaya pemerintah Indonesia yang telah berupaya menggalang kekuatan internasional untuk mengecam Israel dan menghentikan perang yang tidak seimbang di sana.
“Upaya-upaya tersebut harus dilanjutkan untuk bisa semakin nyata dan besar, sehingga bisa memaksa Israel menghentikan segala tindakannya yang selama ini penuh opresi kepada Palestina,” kata Andy, Senin (17/5/2021).
Kedua, Pimnas PPI memandang pemerintah Indonesia harus mendesak Dewan Keamanan PBB untuk melakukan langkah-langkah yang nyata dan tidak mandul ketika menyangkut sikap kepala batu Israel.
Ketika, karena terbukti di Dewan Keamanan PBB veto Amerika Serikat acapkali berfungsi sebagai benteng pelindung Israel, maka Indonesia perlu menggalang kekuatan internasional agar hak veto dihapuskan. Dalam catatan, sudah 44 kali Amerika Serikat menggunakan hak veto untuk melindungi Israel.
“Situasi ini berkontribusi mengabadikan sikap dan perilaku agresif Israel, termasuk berani secara terbuka dan nyata-nyata melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB,” lanjut Andy
Keempat, PPI mendesak otoritas agama-agama di dunia, terutama Islam, Yahudi dan Nasrani, untuk makin serius mengambil prakarsa guna mendorong elemen-elemen pro-perdamaian untuk tampil menjadi narasi yang dominan. Narasi perdamaian dari otoritas agama Islam, Yahudi dan Nasrani yang makin besar dan dominan akan berpengaruh terhadap cara pandang umat beragama di seluruh dunia. Bahwa salah satu pesan pokok agama adalah damai dan saling berkasih-sayang.
Kelima, PPI mendorong seluruh elemen masyarakat di Indonesia untuk menghidupkan empati dan doa kepada saudara-saudara kita di Palestina. Juga penting untuk menghindari konflik dan pertentangan di dalam negeri.
“Persatuan nasional di dalam negeri adalah modal dasar sosial dan politik untuk menjaga eksistensi bangsa dan negara Indonesia, termasuk perannya turut menciptakan perdamaian dunia,” tutup Andy.