31.7 C
Jakarta

Prabowo di Persimpangan: (Jokowi Jilid 3 atau Presiden Seutuhnya?)

Baca Juga:

Oleh: Budiawan, Cangkrukan

JAKARTA, MENARA62.COM – Pidato Kenegaraan Prabowo Subianto pada 15 Agustus 2025 terasa seperti simfoni pembangunan yang telah lama diketahui nadanya: hilirisasi industri, swasembada pangan, dan stabilitas ekonomi tetap bergema. Tapi kali ini, sang konduktor menambahkan nada personal—istilah seperti Astacita, Greednomics, dan Danantara—seolah menjadi improvisasi baru dalam orkestrasi lama. Pertanyaannya menggelitik: apakah ini benar-benar karya orisinil atau sekadar remix dari era Jokowi?

Politik Penerusan

Dari segi substansi, pidato Prabowo banyak menegaskan kesinambungan dengan pola kebijakan Jokowi. Hilirisasi, industrialisasi, dan program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) meneguhkan ini—meski dibingkai sebagai inovasi milik Prabowo, ide dasarnya terletak pada akar kampanye Gibran Rakabuming. Dari ketahanan pangan hingga prioritasi sosial, tidak ada satupun kritik terbuka terhadap proyek-proyek kontroversial Jokowi seperti IKN atau food estate. Momentum tampak lebih dimanfaatkan untuk menjaga narasi stabilitas daripada menuntut reformasi.

Branding Gaya Pribadi

Jika Jokowi dikenal dengan retorika teknokratis dan pragmatis, Prabowo berusaha memasang wajah baru: lebih emosional, heroik, dan historis. Astacita menjadi delapan cita-cita besar; Greednomics menyerang kerakusan ekonomi tanpa menyebut nama; Danantara menggambarkan pengelolaan ruang dan sumber daya secara adil. Bahasa ini mencipta identitas tanpa melukai. Komunikasi cerdas: membangun citra baru tanpa terperangkap narasi lama.

Koalisi Besar & Politik Stabilitas

Prabowo mewarisi koalisi besar yang dibangun Jokowi. Dalam pidato, tidak ada tanda akan merombak struktur kekuasaan atau menggeser pengaruh loyalis lama. Pada diplomasi luar negeri, ia berjalan harmonis dengan semua blok—AS, Uni Eropa, BRICS, dan ASEAN—mempertahankan pendekatan Pascalensius mantan presiden terhadap keseimbangan geopolitik. Stabilitas menjadi prioritas utama, memberi kenyamanan bagi pasar, tetapi membatasi ruang untuk inovasi radikal.

Ruang Manuver yang Dibuka

Satu aspek menarik: absennya kata pujian eksplisit kepada Jokowi. Secara retorik, ini seperti menyiapkan bidak untuk kemungkinan pergeseran di masa depan. Jika terjadi perubahan dinamika politik atau penurunan pengaruh pendahulu, Prabowo punya ruang untuk menegaskan kepemimpinan tanpa terlihat mengkhianati warisan. Retorika ini —seolah defisit penghormatan—justru memberi fleksibilitas politik.

Risiko Politik: Stigma “Jokowi Jilid 3”

Menjalankan arah lama tanpa reformasi struktural menghadapkan Prabowo pada risiko besar: dicap sebagai “Jokowi Jilid 3”—pemerintahan yang stabil tapi minim terobosan historis. Label ini bisa mengamankan politik dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka menengah, legitimasi publik berpotensi menipis. Apalagi jika janji-janji antikorupsi dan pemberantasan kerakusan tidak diwujudkan nyata.

Persimpangan Sejarah

Teori politik menyebut masa tahun pertama kepemimpinan sebagai “jendela emas” untuk melakukan gebrakan transformasional. Prabowo kini berdiri di persimpangan: tetap sebagai penerus yang aman, atau membelok menjadi pemimpin yang mandiri. Pidato ini memberikan sinyal kuat bahwa ia masih nyaman di jalur aman. Pertanyaannya adalah—seberapa lama ia akan bertahan di jalur ini?

Penutup: Menulis atau Melanjutkan Sejarah

Sejarah mencatat dua tipe pemimpin: mereka yang menulis bab baru, dan mereka yang melanjutkan cerita lama dengan sedikit modifikasi. Dari pidato ini, Prabowo muncul sebagai pembaca yang melanjutkan narasi lama—dengan penokohan baru dan retorika berapi, namun tanpa perubahan substantif. Bagi akademisi dan profesional, ini menjadi kajian menarik: melacak lintasan politik transisi kekuasaan di Indonesia modern. Bagi publik, ini adalah soal menunggu atau menagih janji yang pernah digembar-gemborkan.

CATATAN
Kalau Anda mendengar pidato itu tanpa menyebut namanya, mungkin Anda akan mengira sedang mendengar Jokowi berbicara, hanya dengan suara yang lebih berat dan bahasa yang lebih heroik.


Referensi dan Tayangan Video
* [Reuters](https://www.reuters.com/business/environment/indonesia-crack-down-illegal-exploitation-resources-president-says-2025-08-15/?utm_source=chatgpt.com)

– Berita Utama (Reuters): Presiden Prabowo mengumumkan penertiban besar-besaran terhadap SDA ilegal—3,7 juta hektar kebun sawit dan total 5 juta hektar lahan dalam pengawasan, dengan 3,1 juta sudah disita.([Reuters][1])
– YouTube Pidato Kenegaraan:
\[FULL] Pidato Kenegaraan Presiden RI Prabowo Subianto
[\[FULL\] Pidato Kenegaraan Presiden RI Prabowo Subianto](https://www.youtube.com/watch?v=W3agS3eDVx4&utm_source=chatgpt.com)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!