29.8 C
Jakarta

Presiden Prabowo Apresiasi Respons Cepat Insiden Keracunan Program MBG di Sukoharjo

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM -– Presiden Prabowo Subianto mengapresiasi langkah cepat dalam menangani insiden dugaan keracunan makanan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sebuah sekolah dasar di Sukoharjo, Jawa Tengah.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Prof. Dadan Hindayana, usai rapat percepatan dan evaluasi program MBG di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/1/2025), yang dilansir situs Antaranews.com. Dalam rapat tersebut, Presiden mengingatkan para menteri dan kepala lembaga bahwa insiden semacam itu bisa terjadi, sehingga penting untuk selalu memastikan kesiapan prosedur.

Menanggapi kejadian ini, BGN menegaskan bahwa setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) harus bekerja sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan, termasuk dalam penanganan insiden seperti dugaan keracunan makanan yang dialami para siswa SD di Sukoharjo.

Jangkauan

Menurut data dari BGN, program MBG telah menjangkau lebih dari 7 juta siswa sekolah dasar di seluruh Indonesia sejak diluncurkan pada awal 2024. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak dengan menyediakan makanan sehat dan bergizi secara gratis di sekolah. Hingga Januari 2025, sebanyak 85.000 sekolah di 34 provinsi telah bergabung dalam program ini.

Setiap paket makanan MBG dirancang oleh ahli gizi untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi harian siswa, dengan menu yang beragam dan disesuaikan dengan karakteristik lokal. Namun, insiden di Sukoharjo menjadi perhatian khusus karena melibatkan sekitar 30 siswa yang mengalami gejala mual dan pusing setelah menyantap makanan.

BGN memastikan pihaknya akan melakukan investigasi menyeluruh terhadap insiden tersebut. Selain itu, evaluasi terkait pengawasan rantai distribusi makanan dan penerapan SOP di lapangan akan ditingkatkan.

“Insiden ini menjadi pembelajaran penting untuk meningkatkan kualitas program MBG di masa mendatang, agar tidak hanya menjangkau lebih banyak anak, tetapi juga memberikan jaminan keamanan pangan yang maksimal,” ujar Prof. Dadan.

Pemerintah juga mendorong keterlibatan lebih banyak pihak, termasuk pemerintah daerah dan komunitas lokal, untuk mengawasi dan memastikan keberlanjutan program ini. Dengan alokasi anggaran sebesar Rp 12 triliun pada 2025, program MBG diharapkan dapat memberikan dampak positif pada penurunan angka malnutrisi anak di Indonesia yang saat ini masih berada di angka 27,6 persen menurut survei terakhir BPS.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!