JAKARTA, MENARA62.COM – President University secara resmi mengangkat Prof. Dr. dr. Satyanegara, Sp.BS (K) sebagai Chairman of the Board of Trustees atau Ketua Wali Amanat Fakultas Kedokteran. Prosesi pengangkatan dilakukan di Fabrication Laboratorium (Fablab), President University Convention Center (PUCC), Jl. H. Usmar Ismail, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi, Jumat, (1/3).
Prosesi itu ditandai dengan penandatanganan dokumen pengangkatan yang dilakukan oleh DR SD Darmono, selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Universitas Presiden. Ia berharap Satyanegara bisa berperan aktif dalam dunia kesehatan di tingkat nasional.
“Semoga juga kita bisa menjalankan pendidikan dan kesehatan yang berdampak baik bagi masyarakat kita. Agar bersama ini kita bersama para akademisi bisa mengambil peran yang baik di tengah masyarakat,” ucap Darmono.
Pada kesempatan pengangkatannya tersebut, Prof. Satyanegara juga sekaligus menyampaikan kuliah tamunya dengan topik “Pentingnya Bioteknologi bagi Teaching Hospital & Research Hospital Masa Depan”. Kuliah tamu ini dipandu oleh Dekan Fakultas Kedokteran, President University, Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A(K), M.Kes.
Prof. Satyanegara menyampaikan pentingnya bioteknologi bagi pengetahuan kesehatan dan penelitian di masa depan. “Penerapan bioteknologi sebetulnya sudah dilakukan sejak zaman dahulu. Ini terbukti dari adanya upaya manusia untuk melakukan fermentasi, rotasi tanaman, atau penggunaan insektisida alami untuk meningkatkan produksi pertanian dan pangan,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan tentang empat prinsip dasar bioteknologi, yakni penggunaan agen biologi, diterapkannya metode tertentu, mampu menghasilkan produk turunan, dan melibatkan berbagai disiplin ilmu atau multidisiplin.
Banyak manfaat yang diperoleh bidang kedokteran melalui pengembangan bioteknologi. Di antaranya, manusia bisa melakukan rekayasa genetika, membuat hormon insulin, kloning, antibiotik, vaksin, sel punca dan masih banyak lagi lainnya.
Menurut Prof. Satyanegara, semua itu pada akhirnya berdampak positif karena bioteknologi membuat manusia semakin mampu mencegah terjadinya penularan penyakit. Katanya, dengan mengutip data Malacard: The Human Disease Database, sampai dengan tahun 2017 sudah ada 22.811 penyakit di dunia ini.
Adanya bioteknologi juga memicu penemuan berbagai obat untuk penyakit yang berbahaya, dan masyarakat pun menjadi lebih mudah mengakses layanan kesehatan.
“Semua itu terjadi karena biokteknologi membuat ilmu kesehatan menjadi semakin berkembang,” kata Prof. Satyanegara.
Jadi, tegas dia saat menutup kuliah tamunya, sangat penting untuk menguasai bioteknologi dalam bidang kesehatan.
Pengangkatan Prof. Satyanegara sebagai Chairman of the Board of Trustees tentu akan semakin memperkuat posisi Fakultas Kedokteran, President University, yang usianya baru beberapa bulan. President University secara resmi baru membuka Fakultas Kedokteran pada Agustus 2023.
Dalam dunia kedokteran Indonesia, Prof. Satyanegara dikenal sebagai maestro dalam bidang bedah syaraf. Julukan ini ia peroleh karena keberhasilannya dalam melakukan bedah syaraf dengan tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Misalnya, bedah berbagai penyakit pada pembuluh darah otak.
Dalam hal bedah syaraf, keahlian Prof. Satyanegara juga diakui oleh kalangan kedokteran di negara-negara maju. Di Jepang, berkat keahliannya tersebut, pada 2005 Prof. Satyanegara mendapatkan penghargaan The Order of Rising Sun Gold Ray with Neck Ribbon yang diberikan oleh Kekaisaran Jepang.
Hadir dalam kesempatan tersebut sejumlah tokoh bisnis terkemuka di Tanah Air. Mereka, di antaranya, lima dari 21 pendiri Jababeka. Mereka adalah Eka Tjandranegara (Grup Mulia), Surjanto Sosrodjojo (Grup Sinar Sosro), Iwan Brasali (Grup Brasali), Setiawan Mardjuki dan SD Darmono. Hadir pula generasi kedua dari pendiri Jababeka, seperti Aan Kartawijaya, Hein Thomas, Handi Kurniawan dan Suhadi Rahardja.
Beberapa tokoh lain yang juga menghadiri pengangkatan Prof. Satyanegara adalah pakar marketing Hermawan Kartajaya, Presdir Ina Re (Grup Salim) Harianto Solichin, pendiri Grup Marsar dari Pekanbaru, Riau, yang juga menjadi mitra President University, Sarkawi Lim dan istrinya, Mariyana.(*)