YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengadakan kegiatan Webinar dengan tema “Research and Education During Covid -19 Pandemic in Dentistry “. Kegiatan yang digelar awal Juli lalu tersebut dibuka resmi oleh Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dr. dr. Wiwik Kusumawati, M.Kes.
Dalam sambutannya Dr Wiwik menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 harus disikapi dengan tepat oleh para dokter gigi dalam kegiatan medisnya.
“Kegiatan perkuliahan termasuk kegiatan penelitian harus kita maksimalkan dengan dukungan teknologi informasi. Protokol kesehatan harus diterapkan secara ketat untuk membantu pemerintah memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” katanya.
Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UMY lanjutnya, ingin turut memberikan sumbangsih pemikiran serta memberikan referensi dan pengetahuan bagi para akademisi dalam melakukan pendidikan, praktikum dan penelitian di masa pandemi ini, dengan menghadirkan perspektif dan pemikiran dari para ahli yang kompeten dan bertanggung jawab dalam bidangnya.
Webinar yang dipandu oleh drg. Iwan Dewanto, MMR, Ph.D. Wakil Sekjen PDGI Pusat ini menghadirkan tiga pembicara internasional yaitu Prof. Lakshman Samaranayake dari Faculty of Dentistry University of Hong Kong, Prof. Damien Walmsley dari Faculty of Dentistry University of Birmingham dan Assoc Prof. Tuti Ningseh Mohd Dom dari Faculty of Dentistry Universiti Kebangsaan Malaysia.
Dalam paparannya para pembicara mengungkap bagaimana Covid-19 ini mengubah secara global paradigma melakukan pendidikan dan penelitian bidang kedokteran gigi seperti menempatkan personil gigi dalam risiko karena mereka bekerja di dekat pasien mereka yang menggunakan prosedur menghasilkan tetesan dan aerosol. Meskipun prinsip kewaspadaan universal secara luas dianjurkan dan diikuti di seluruh komunitas gigi, tindakan pencegahan tambahan – disebut tindakan pencegahan standar mungkin diperlukan untuk membantu mengendalikan penyebaran penyakit yang sangat menular ini.
“Agenda webinar ini mendapatkan perhatian besar, terbukti diikuti oleh 295 peserta yang terdiri dari dokter gigi praktisi, peneliti dan pengelola Fakultas Kedokteran Gigi di Indonesia,” tandas Iwan Dewanto.