32.9 C
Jakarta

Prodi KTF UM Bandung Gelar Pameran Kain dan Kebaya di Hari Ibu

Baca Juga:

BANDUNG, MENARA62.COM Dalam memperingati Hari Ibu, program studi Kriya Tekstil dan Fashion (KTF) UM Bandung menggelar pameran kain dan kebaya ibu edisi kedua pada Kamis (22/12/2022).

Berlokasi di Selasar Gagas UM Bandung, hadir pada acara yakni Rektor UM Bandung, Dekan Fakultas Soshum, Ketua Program Studi Kriya Tekstil dan Fashion, mahasiswa, dan tamu undangan lainnya.

Acara secara resmi dibuka dengan live painting oleh Rektor UM Bandung Prof Dr Ir Herry Suhardiyanto MSc IPU dan juga tamu undangan lainnya.

Ada berbagai rangkaian acara lain dalam pameran ini, di antaranya fashion show dari para mahasiswa KTF dan pembacaan puisi.

Ketua Pelaksana Wanda Hamidah mengatakan pameran tersebut menjadi pengingat kepada semua orang akan jasa dari para perempuan atau ibu. ”Pameran ini menjadi penghargaan bagi para perempuan Indonesia yang zaman dahulu juga memakai kebaya,” ucap Wanda.

Sebanyak 18 jenis kain maupun batik yang dipamerkan dalam acara ini berasal dari para perempuan inspiratif di Indonesia.

”Karena hari ini memperingati Hari Ibu, karya-karya yang ada pun berasal dari perempuan juga, seperti istri Gubernur Jawa Barat Atalia Praratya dan salah satu artis yakni Paramitha Rusady,” tutur Wanda.

Kain dan kebaya menurut Wanda menjadi ciri khas para perempuan Indonesia yang sudah ada sejak zaman dahulu. ”Karya-karya di sini juga menjadi penghargaan bagi para pahlawan dahulu khususnya pahlawan perempuan,” kata Wanda.

Peran perempuan

Sementara itu Ketua Prodi KTF UM Bandung Dra Saftiyaningsih Ken Atik MDs menjelaskan bahwa pameran ini menjadi kedua kali bagi prodinya yang sebelumnya diadakan pada 2017.

Pameran itu menurut Ken menjadi salah satu inspirasi dan pergerakan perempuan yang ada di Indonesia. ”Ini menjadi representatif tentang perempuan itu sendiri, baik itu inspiratif, kreatif, anggun, lembut, mandiri, dan terhormat,” ungkap Ken.

Ken menjelaskan, banyak sekali peran bagi perempuan untuk menjadi seseorang yang inspiratif. ”Tidak hanya soal fisikly, kita juga bisa mengambil peran dalam kegiatan yang sifatnya sosial, ekonomi, budaya, bahkan politik,” tegas Ken.

Ken pun menuturkan bahwa perempuan dengan sikap dan perjuangannya selama ini tidak bisa diabaikan begitu saja. ”Kita perempuan harus tetap mengambil peran aktif dalam bidang apa pun, bukan hanya peran-peran yang ada pada ruang domestik saja,” tandas Ken.***(FK/MPAF)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!