28.4 C
Jakarta

Prodi MR UII Mencetak Pemimpin Proyek Inovatif di Industri Modern

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COMProgram Studi Manajemen Rekayasa (Prodi MR), Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) dirancang untuk menggabungkan ilmu teknik dan manajemen modern. Sehingga Prodi MR UII sebagai tempat mencetak lulusan yang mampu memimpin proyek, inovasi, dan pengambilan keputusan strategis di dunia industri.

Hal tersebut diungkapkapkan Dr Drs Imam Djati Widodo, M Eng Sc, Ketua Jurusan Teknik Industri FTI UII kepada wartawan di Yogyakarta, Ahad (9/11/2025). Imam juga mengungkapkan salah satu alasan pembukaan Program Studi Manajemen Rekayasa FTI UII dilatarbelakagi meningkatnya permintaan global terhadap sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keterampilan hibrida (hybrid skills) yaitu menggabungkan kemampuan teknis dan manajerial.

Berdasarkan laporan Future of Jobs World Economic Forum (WEF) 2023-2025 dan bab Skills Outlook, kata Imam, perusahaan global menempatkan keterampilan analitis, manajerial, serta pemecahan masalah teknis sebagai kompetensi yang paling dibutuhkan di masa depan. Tren ini diperkuat oleh data LinkedIn (Future of Recruiting) yang menunjukkan pergeseran pola rekrutmen dari berbasis gelar menuju berbasis keterampilan (skills-first hiring).

“Dengan demikian, diharapkan lulusan Manajemen Rekayasa (MR) UII memiliki kombinasi kompetensi teknik dan kepemimpinan diproyeksikan akan semakin dicari di berbagai industri,” tandas Imam Djati Widodo.

Kebutuhan ini, tambah Imam, juga tercermin di pasar kerja Indonesia. Berdasarkan penelusuran di portal pekerjaan seperti Glassdoor, terdapat ratusan lowongan aktif untuk posisi Engineering Manager dan Software Engineering Manager di Jakarta dan kota besar lainnya. Hal ini menandakan tingginya permintaan lokal terhadap pemimpin dengan latar belakang teknik dan manajemen.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam lima tahun terakhir turut menunjukkan sektor manufaktur masih menjadi penyerap tenaga kerja utama, dengan kebutuhan yang besar akan manajer teknik dan pengambil keputusan strategis. Sedang laporan International Labour Organization (ILO) dan WEF menyoroti pentingnya reskilling akibat disrupsi otomasi dan digitalisasi, yang semakin menegaskan urgensi kehadiran lulusan dengan profil engineering + management agar mampu beradaptasi dan memimpin transformasi industri di era baru.

Sementara Ir Elanjati Worldailmi, ST, MSc, IPM, ASEAN Eng, Ketua Prodi Manajemen Rekayasa FTI UII menambahkan ada tiga interpretasi pembukaan Prodi Manajemen Rekayasa. Pertama, permintaan pasar nyata yaitu ratusan lowongan manajerial teknik di pasar kerja lokal. Sehingga lulusan Manajemen Rekayasa UII berpotensi langsung mengisi posisi tersebut.

Kedua, kesesuaian kurikulum Manajemen Rekayasa dengan kebutuhan industri. Prodi Manajemen Rekayasa UII menerapkan kurikulum terpadu (teknik + manajemen + PBL) sesuai rekomendasi WEF/ILO yang mendorong pengembangan keterampilan gabungan dan reskilling.

Ketiga, ketahanan karier. Lulusan Prodi Manajemen Rekayasa UII yang memiliki hybrid skill lebih adaptif terhadap automasi & transformasi digital yang mengubah profil pekerjaan.

Elanjati Worldailmi menegaskan mewujudkan tiga Interpretasi Pembukaan Prodi Manajemen Rekayasa dilaksanakan dengan empat strategi. Yaitu, kurikulum, Project-Based Learning (PBL), kolaborasi lintas Prodi dan kemitraan industri, dan integrasi nilai Islam dan kepemimpinan etis.

Kurikulum terpadu, kata Elanjati, meliputi teknik industri, manajemen proyek, inovasi bisnis, dan digitalisasi. Pendekatan Project-Based Learning (PBL), menghadirkan pembelajaran berbasis proyek nyata.

Sedang kolaborasi lintas Prodi dan kemitraan industri untuk memastikan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja. Kemudian, integrasi nilai Islam dan kepemimpinan etis, dimaksudkan agar lulusan tidak hanya kompeten tetapi juga berintegritas.

“Berdirinya Prodi Manajemen Rekayasa (MR) pada tahun 2025, UII menegaskan komitmennya menjadi universitas yang adaptif, inovatif, dan siap membentuk generasi pemimpin teknologi masa depan yang profesional, beretika, dan mampu menjawab tantangan industri modern,” kata Elanjati. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!