YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Tim Prodi Statistika FMIPA UII melakukan pengabdian masyarakat di Dusun Mendiro, Desa Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tim ini dipimpin Dr Edy Widodo, SSi, MSi dengan anggota terdiri Sekti Kartika Dini, MSi, Achmad Fauzan MSi, Novendri Isra Asriny, dan Muthia Citra Safira.
Dijelaskan Edy Widodo, program pengabdian masyarakat di Dusun Mendiro mendapat dukungan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UII. Fokusnya, promosi potensi wisata Dusun Mendiro, tidak hanya melalui offline namun juga online yaitu melalui website dan media sosial.
“Selain itu, untuk mengoptimalkan proses promosi dilakukan penguatan sumberdaya, penataan manajemen data, pemetaan potensi wisata, serta kaderisasi guna tercapainya desa wisata yang berkelanjutan,” jelas Edy Widodo, Jumat (3/1/2020).
Ditambahkan Edy Widodo, pengabdian masyarakat ini tidak hanya jangka pendek, tetapi juga memiliki rencana jangka panjang. Di antaranya, pertama, pendampingan berkelanjutan dan optimalisasi promosi secara berkala baik secara online maupun offline.
Kedua, pelatihan berkelanjutan yang bekerja sama dengan mitra UII dan pemerintah setempat terus dilaksanakan dalam hal inovasi pengolahan ipal komunal. Ketiga, bekerja sama dengan mitra UII dan pemerintah setempat untuk merencanakan konsep pemasaran yang memudahkan wisatawan mengetahui Desa Wisata Mendiro.
Sementara Prapto Suharyono tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya saat ada rombongan dua bus pelajar dari Sidoarjo, Jawa Timur berkunjung ke instalasi pembuangan air limbah (IPAL) Komunal Dusun Mendiro, Desa Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pelajar yang datang beberapa waktu lalu tersebut ingin belajar tentang pengelolaan sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas) di dusun wisata tersebut.
“Saya tidak menyangka pelajar dari Sidoarjo, Jawa Timur itu datang ke sini. Setelah saya tanya kepada gurunya, mereka mendapat informasi tentang Sanimas Mendiro dari internet,” kata Prapto Suharyono, Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Ngudi Mulyo yang mengelola IPAL Komunal Dusun Mendiro kepada wartawan di Sleman, beberapa waktu lalu.
Prapto berkeyakinan kedatangan pelajar dari Sidoarjo, Jawa Timur ini berkat promosi yang ada website dan media sosial (Medsos). Sejak April 2019, Dusun Mendiro bekerjasama dengan Tim Program Studi (Prodi) Statistika, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII) untuk mengembangkan promosi melalui internet.
Dijelaskan Prapto, IPAL Komunal Mendiro ini memiliki luas tanah 600 meter persegi. Di atas lahan tersebut dibangun bak penampungan dan pengolahan air limbah, kolam kontrol pengolahan air limbah, dan pembuangan ke sungai. Di atas bak penampungan air limbah, warga memberi atap sehingga dapat digunakan untuk beraktivitas.
“Di atas bak IPAL Komunal ini banyak aktivitas yang dilakukan warga. Ada Pojok Baca, bukunya cukup banyak dan dikelola seperti perpustakaan. Juga ada Pojok Konsultasi Tanaman Obat. Ada angkringan yang buka mulai pukul 11.00. Kolam pengontrol dipelihara ikan,” jelas Prapto.
Selain Ipal Komunal, Dusun Mendiro mempunyai tiga potensi lain yaitu budaya, batik dan wisata alam atau susur sungai. Komunitas budaya adalah Astuti Budoyo yang melestarikan ketoprak dan karawitan. Untuk batik, Dusun Mendiro memiliki tempat workshop membatik. Untuk wisata alam, ada Buk Londo yang melintang di Kali Gede digunakan untuk outbond.
Rintisan wisata ini sudah ada sejak berdirinya, KSM Ngudi Mulyo tahun 2015. Namun dalam perkembangannya kurang memuaskan, sehingga KSM Ngudi Mulyo Dusun Mendiro berinisiatif menggandeng UII untuk memajukan potensi wisata. “Ternyata gayung bersambut. Sejak April 2019, UII mendampingi Dusun Mendiro,” katanya.
Dijelaskan Prapto, Tim Prodi Statistika FMIPA UII membantu pengelolaan manajemen, strategi promosi menggunakan teknologi informasi melalui media sosial yaitu membuat instagram, Youtube, Facebook tentang Mendiro. Pemuda-pemudi Mendiro mendapat pelatihan tahap demi tahap pembuatan promosi.
“Tahapannya, pengenalan, praktek langsung membuat promosi berupa foto, video dan audio. Kemudian memasukkan ke internet, website, media sosial agar orang tertarik untuk datang ke Mendiro. Step by step dibantu dari UII,” kata Prapto yang menambahkan selama ini pengenalan potensi wisata Mendiro hanya dilakukan perorangan saja.