JAKARTA, MENARA62.COM – Permasalahan gizi pada anak, baik gizi kurang maupun gizi lebih masih menjadi masalah kesehatan yang cukup serius yang dihadapi oleh Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi anak yang pendek sebesar 16,9% dan yang kurus 6,8%. Di satu sisi, terjadi pula peningkatan jumlah anak yang gemuk dan obesitas masing-masing 10,8% dan 9,2%.
Permasalahan gizi pada anak secara tidak langsung dipengaruhi oleh pengetahuan orang tua, khususnya ibu. Ibu sebagai orang yang paling dekat dengan lingkungan anak, turut serta berperan dalam proses tumbuh kembang anak melalui makanan yang disediakan.
Melihat potret permasalahan gizi yang terjadi pada anak usia sekolah, Program Studi Gizi menyelenggarakan Kuliah WhatsApp dengan topik “Peran Gizi Seimbang bagi Anak Usia Sekolah”. Kegiatan ini diprakarsai oleh Zakia Umami, SGz, MSi dan Lusi Anindia R, SGz, MSi yang merupakan dosen tetap dari Program Studi Gizi Universitas Al Azhar Indonesia (UAI).
Terselenggaranya kegiatan ini sebagai bentuk Pengabdian kepada Masyarakat yang merupakan salah satu bulir penting dari Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitan dan Pengabdian Masyarakat). Dalam pelaksanaannya, Program Studi Gizi menggandeng Taman Baca Masyarakat (TBM) “Sahabat Lentera” sebagai mitra penyelenggara.
Kuliah Whatsapp ini diikuti oleh 104 peserta yang terdiri dari orang tua (ayah / ibu) anak usia sekolah yang merupakan anggota TBM “Sahabat Lentera”, mahasiswa, dan masyarakat umum . Kegiatan ini terselenggara pada hari Rabu, 28 Oktober 2020 pukul 13.00 dengan Zakia Umami, SGz, MSi sebagai narasumber dan Fitriawati sebagai moderator.
Zakia Umami dalam materinya mengatakan untuk menghindari anak dari kasus kurang gizi, gizi berlebih, stunting atau obesitas, Kementerian Kesehatan telah menerbitkan pedoman gizi seimbang. Pedoman yang disusun melibatkan para pakar gizi tersebut sejatinya merupakan pengganti dari Empat Sehat Lima Sempurna.
“Pedoman gizi seimbang itu sendiri merupakan susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi,” kata Zakia dalam siaran persnya, Selasa (17/11/2020).
Peserta yang sebagian besar merupakan orang tua, tidak hanya diberikan materi, namun juga disajikan sebuah video tentang “Pahlawan Gizi Seimbang”, dengan instruksi dari narasumber agar menonton video tersebut bersama dengan anaknya. Setelah menonton video, anak diberikan challenge untuk menceritakan kembali cerita dari “Pahlawan Gizi Seimbang” tersebut dan direkam oleh orang tua dalam bentuk video. Pada saat sesi tanya jawab, peserta sangat antusias sekali, sehingga ada banyak pertanyaan yang masuk
Rian, salah satu peserta mengakui kuliah WhatsApp tentang gizi memberikan pemahaman yang lebih baik terkait gizi pada anak. “Saya jadi lebih paham dan ingin menerapkan untuk tiga anak laki-laki saya,” katanya.
Senada juga dikemukakan Siti Zakiyah yang merupakan Ketua dari Taman Baca Masyarakat Sahabat Lentera. “Videonya kece abis, anak saya cepat menghafal sehingga bisa menceritakan kembali dengan cepat, butuh satu hari saja untuk menghafal bagi anak saya yang berusia enam tahun,” tukasnya.
Program Studi Gizi merupakan salah satu Program Studi dibawah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Al Azhar Indonesia, yang terletak di Kompleks Masjid Agung Al Azhar.