SOLO, MENARA62.COM – Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar Kuliah Umum bertajuk “Curious Mind, Confident Voices: Encouraging Critical Thinking in Young English Learners” di Ruang Seminar Lt.7 Gedung Induk Siti Walidah.
Acara yang berlangsung pada Senin (11/8) ini menghadirkan Prof. Andrew Peter Boon, Ph.D., sebagai narasumber utama dan dipandu oleh moderator Honest Ummi Kaltsum, S.S., M.Hum. Kegiatan diikuti oleh mahasiswa PGSD UMS yang sedang menyelesaikan semester 6 dan akan naik ke semester 7.
“Tujuan utamanya adalah memfasilitasi mahasiswa semester 6 terkait pembelajaran keterampilan dalam mengajarkan kepada anak-anak, terutama di dalam skill bahasa Inggris,” kata Ketua Pelaksana kuliah umum, Nahwa Kamila Nur Faizza.
Sebanyak 221 mahasiswa PGSD tercatat sebagai peserta dalam kegiatan ini. Menurut Nahwa, penyelenggaraan seperti ini merupakan agenda tahunan prodi yang biasanya diselenggarakan secara daring, namun untuk kali ini diputuskan dilaksanakan secara luring agar interaksi dan praktik langsung antar peserta dan narasumber lebih optimal.
Pemilihan tema kuliah umum ini merupakan keputusan pihak program studi yang ingin menekankan pentingnya pengembangan kemampuan berpikir kritis dan keberanian berbicara (confident voices) pada calon guru sekolah dasar sejak dini.
Dekan FKIP UMS, Prof. Dr. Anam Sutopo, M.Hum., dalam sambutannya membuka acara dengan mengapresiasi kehadiran narasumber dan menekankan pentingnya topik yang dibahas.
“Narasumber yang hadir di tengah-tengah kita hari ini akan memberikan pencerahan tentang bagaimana membangun confident voices, khususnya dalam menanamkan kemampuan critical thinking pada anak-anak. Saya harap kegiatan ini dapat diikuti dengan baik oleh seluruh peserta,” ujarnya.
Anam menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program internasionalisasi UMS untuk mendukung pencapaian Visi 2029 menjadi perguruan tinggi berkelas dunia, dan selaras dengan arahan Rektor yang ingin membawa kampus menuju reputasi internasional. Atas nama Rektor, Ia juga menyampaikan apresiasi kepada panitia penyelenggara.
Dalam sambutannya Dekan juga menyebutkan bahwa PGSD tetap menjadi program studi favorit di UMS. Berdasarkan data terbaru, jumlah mahasiswa baru PGSD tahun ini telah mencapai lebih dari 300 orang.
“Dan setiap tahun jumlah pendaftar selalu tinggi,” kata Anam, menyoroti daya tarik prodi di kalangan calon mahasiswa.
Dekan menegaskan bahwa seluruh rangkaian presentasi bersifat internasional dan akan menggunakan bahasa Inggris. Untuk memfasilitasi peserta, moderator Honest Ummi Kaltsum berperan sekaligus sebagai penerjemah dan fasilitator.
Memasuki sesi inti, Prof. Andrew Peter Boon, yang akrab disapa Andy, membuka materi dengan mendefinisikan konsep berpikir kritis.
“Keterampilan mental yang dapat diajarkan yang memungkinkan seseorang untuk mengungkap keyakinan dan asumsi mendasar di balik pesan yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari,” kata Andy saat mengutip buku Hadley & Boon, 2023, halaman 1.
Andy kemudian memaparkan cara mengembangkan disposisi berpikir kritis pada anak, antara lain menyadari bias, preferensi, dan keyakinan sendiri; mempertanyakan segala sesuatu; berhati-hati dalam menerima informasi; serta aktif mencari bukti untuk mendukung atau membantah informasi yang diterima.
Untuk memperjelas penerapan praktis, Andy memberikan contoh interaktif kepada peserta, seperti skenario “Apakah kamu percaya padaku?” dengan pilihan respons A) Aku beritahu kamu! B) Dengarkanlah bagaimana aku berbicara! C) Saya tunjukkan paspor saya!.
Ia mendorong peserta untuk mengevaluasi kekuatan argumen, mempertimbangkan kesalahan penalaran, dan mengidentifikasi kemungkinan kekeliruan logika dalam pesan yang dihadapi anak-anak sehari-hari.
Di akhir kegiatan, peserta diajak untuk mempraktikkan secara langsung materi yang telah disampaikan oleh Andy, melalui simulasi dan diskusi kelompok, sehingga mereka dapat merasakan pengalaman menerapkan konsep berpikir kritis dalam situasi pembelajaran nyata. (*)

