26.7 C
Jakarta

Prof Dadang: Bahasa Indonesia Tak Sekedar Alat Komunikasi

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Bahasa Indonesia menjadi salah satu dari tiga sumpah yang diikrarkan para pemuda Indonesia. Karena itu Bahasa Indonesia menjadi bagian tak terpisahkan dari lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Jadi kedudukan Bahasa Indonesia bukan sekedar alat komunikasi. Ia juga mencerminkan jati diri bangsa, menjadi alat pemersatu bangsa, menjadi bahasa yang mempersatukan budaya antar daerah,” kata Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dadang Sunendar, Kamis (24/10/2019).

Karena itu sewajarnya pada setiap peringatan Sumpah Pemuda, kita tidak sekedar menghafal teks sumpah itu sendiri. Tetapi hendaknya mendalami makna dari sumpah pemuda yang telah mengikat seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu dalam bingkai NKRI.

Dadang mengingatkan pada saat para pemuda mendeklarasikan sumpah pemuda tahun 1928, Indonesia memiliki lebih dari 1.300 subu bangsa dengan bahasa daerah masing-masing.

“Hebatnya mereka tidak mengusulkan salah satu bahasa daerah menjadi bahasa pemersatu. Mereka menciptakan bahasa Indonesia,” lanjut Dadang.

Untuk mengingatkan kita akan kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia, Kemendikbud setiap tahun rutin menggelar kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra (BBS). Kegiatan tersebut menjadi salah satu upaya Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan untuk membina dan mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia.

“Selain itu, BBS juga dimaksudkan untuk memelihara semangat dan meningkatkan peran serta masyarakat luas dalam menangani masalah bahasa dan sastra,” lanjut Dadang.

Tahun ini sejumlah kegiatan telah disiapkan oleh Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan untuk memeriahkan kegiatan BBS. Diantaranya Simulasi dan Layanan Kebahasaan, Pameran Kebahasaan dan Kesastraan, Zona Literasi, Penilaian Penggunaan Bahasa Media Massa Cetak,Debat Bahasa Antarmahasiswa se-Jabodetabek, Seminar Pemartabatan Bahasa Negara, Lomba Mendongeng bagi Penyandang Disabilitas Netra.

Lalu Festival Teater Tradisional, Bedah Buku Chairil Karya Hasan Aspahani, Kuis Pelita Bahasa dan Sastra, Bincang-Bincang Satu Dasawarsa UU No 24 tahun 2009 tentang Benderam Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan, Forum Diskusi Media Massa dan Festival Film Pendek Berbahasa Daerah.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!