SURABAYA, MENARA62.COM – Teknologi pada sebagian masyarakat masih dianggap sebagai hal yang merugikan. Karena dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, dikhawatirkan peran manusia akan semakin tergantikan oleh mesin maupun robot yang cerdas.
Tetapi Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Wardiman Djojonegoro tidak sepakat dengan anggapan tersebut. Menurutnya, teknologi justeru bisa dijadikan sebagai sarana untuk ketangguhan sebuah bangsa.
“Manfaat teknologi bagi pendidikan dan kemajuan sebuah bangsa sangat banyak. Teknologi bisa dimanfaatkan untuk kemajuan Indonesia,” kata Prof Wardiman dalam Webinar Nasional Edugears yang digelar MICE PNJ bekerja sama dengan Komunitas Sentra Vidya Utama (Sevima) dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, Selasa (1/6/2021).
Menurut Prof Wardiman, sejarah telah membuktikan bahwa sebagai mahluk yang homo sapiens, mahluk cerdas, manusia selalu menjadi penguasa kehidupan dan penguasa bumi. Karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir dengan kemajuan teknologi, setinggi apapun tetap dalam kendali manusia. “Mari kita optimis bahwa teknologi bisa kita kendalikan dan bisa kita manfaatkan untuk mempercepat kemajuan bangsa,” jelasnya.
Prof Wardiman menilai peran teknologi sangat besar bagi kehidupan dan peradaban manusia. Karena dengan adanya teknologi, produktivitas masyarakat dapat meningkat. Teknologi juga memungkinkan pekerjaan berat bisa dikerjakan alat, sedangkan manusia berfokus untuk inovasi.
Lebih lanjut Prof. Wardiman mengatakan bahwa sejarah peradaban manusia, menunjukkan dunia ini telah mengalami tiga kali revolusi industri dimasa lalu. Dan disetiap revolusi industri tersebut, manusia akan selalu menemukan pekerjaan baru.
“Bahkan karena kemajuan teknologi, saat ini bekerja bisa kita lakukan dari rumah atau work from home, karena sudah terhubung internet. Suatu pekerjaan memang akan diambil robot dan alat, namun kita akan selalu membuat pekerjaan dan inovasi baru,” kata Prof Wardiman.
Guna memanfaatkan kemajuan teknologi untuk ketangguhan bangsa, Prof. Wardiman memandang bahwa Indonesia perlu memiliki strategi-strategi sebagai berikut. Pertama adalah memastikan bahwa masyarakat yang bisa mengakses teknologi terus bertambah banyak. Karena menurutnya, penetrasi atau penggunaan teknologi masih terpusat di kalangan orang berekonomi mapan.
“Berdasarkan survei di tahun 2013, baru 40% masyarakat Jakarta punya akses internet. Sampai saat ini pun, Jakarta belum tertutup Wi-Fi. Apalagi daerah lain. Sehingga, pelaksanaan teknologi juga perlu dibarengi oleh coverage dan akses teknologi itu sendiri,” ungkap Prof Wardiman.
Strategi kedua adalah memanfaatkan teknologi untuk pendidikan. Misalnya, kurikulum dibangun agar anak-anak ketika lulus nantinya menguasai teknologi. Selain itu, pembelajaran yang bisa dilakukan dengan pendampingan fasilitas teknologi juga akan memperkaya pengetahuan para murid.
“Jadi teknologi dimanfaatkan untuk pendidikan. Jangan sampai teknologi sebagai suatu hal yang baru, justru merusak sistem pendidikan. Misalnya dengan adanya konten di internet yang kurang baik, itu perlu difilter, dan kita ganti dengan konten yang baik untuk anak-anak kita,” tukas Prof Wardiman.
Strategi terakhir adalah menghadirkan teknologi berbiaya murah. Misalnya, Wi-Fi atau kuota internet yang harganya murah atau bisa diakses publik. Bisa juga dengan fasilitas berbasis elektronik yang murah seperti E-Book.
“Kemendikbud sudah memiliki Buku Sekolah Elektronik (BSE). Jadi melalui internet, buku kita sebarkan gratis. Strategi ketiga ini penting karena biaya masih jadi kendala bagi murid dan orang tua dalam mengakses teknologi,” kata Prof. Wardiman.
Melalui strategi-strategi ini, Prof. Wardiman berharap bahwa tujuan kemerdekaan bisa tercapai dengan sokongan teknologi. Bahwa semua anak Indonesia, bisa mengenyam pendidikan dalam rangka mencapai tujuan kemerdekaan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Sesuai dengan tema Hari Lahir Pancasila yaitu Bersatu untuk Indonesia Tangguh, mari manfaatkan teknologi untuk membuat negara kita semakin tangguh,” tutup Prof Wardiman.