SLEMAN, MENARA62.COM – Gebrakan awal realisasi asta cita keenam, membangun dari desa yang sudah diimplementasikan secara nyata memunculkan harapan kuat. Gebrakan itu berhasil memicu kembalinya sumberdaya manusia terdidik ke desa.
“Tenaga terdidik tersebut terserap di pengurus maupun pengawas 80 ribu koperasi desa kelurahan merah putih yang sudah siap diluncurkan Presiden pertengahan Juli ini,” ungkap penasihat Menteri Desa dan PDT, Prof. Zainuddin Maliki pada acara Aisyiyah Cadre Camp (ACC) PP Aisyiyah, di Sleman Yogyakarta, Sabtu (5/7/2025).
Di depan 560 peserta ACC PP Aisyiyah dari seluruh Indonesia, mewakili Menteri Desa dan PDT, Prof. Zainuddin Maliki menjelaskan selama ini orang memburu keuntungan ke perkotaan lantaran kota terus menerus diguyur investasi pembangunan. Jalan raya, pusat bisnis, tempat tinggal dan gedung pencakar langit disebar di semua pusat kota.
Gelombang investasi di perkotaan itu tak urung menjadi pull-factor perpindahan penduduk desa ke kota. Banyak manusia pemburu keuntungan, termasuk mereka yang cerdas dan terdidik meninggalkan desanya. Desa kehilangan sumbedaya manusia unggul. Akibatnya kita rasakan terjadinya ketimpangan.
“Ketimpangan menurut BPS periode 2007–2018 rata‑rata pendapatan per kapita penduduk kota sekitar 1,7 kali lebih besar daripada penduduk desa,” ungkap mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu.
Presiden ingin merubah keadaan dengan membuat kebijakan pro-masyarakat desa melalui pogram swasembada pangan dan membangun dari desa sebagai legacy yang mau tidak mau kemudian menempatkan kementerian desa menjadi garda paling depan.
Sebagai kementerian paling depan dalam transformasi masyarakat desa, Menteri Desa dan PDT Yandri Susanto mendrive semua pihak untuk ambil bagian mewujudkan legacy Presiden yang akan mengubah desa agar tumbuh menjadi tempat baru bagi masyarakat mengadu nasib dan memburu keberuntungan. “Bagi Menteri Desa dan PDT transformasi masyarakat desa membutuhkan super team bukan super hero,” ujar anggota DPR RI 2019-2024 itu.
Gerakan Kemendes membangun sebuah tim yang kuat itu telah menarik perhatian banyak pihak. Hampir semua organisasi kemasyarakatan, keagamaan dan bahkan perguruan tinggi turut serta mewarnai upaya transformasi pedesaan ini dalam berbagai kerja nyata.
“Aisyiyah yang memiliki struktur cabang dan ranting seluruh Indonesia, dengan gerakan qoryah thoyibahnya kita dorong terus diintensifkan, terutama untuk turut memberdayakan masyarakat desa di Indonesia Timur,” ungkap penerima MKD Award sebagai pejuang etika DPR RI 2022 itu. (*)


