33.5 C
Jakarta

Program Gandeng Gendong, Upaya Pemkot Yogyakarta Jaga Ketahanan Pangan Masa Covid-19

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan dampak di semua lini kehidupan masyarakat terutama dalam  peran pemerintah memenuhi kebutuhan seluruh rakyat. Kata kunci dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini adalah  pada upaya mengamankan stok kebutuhan pokok dalam hal pangan.

Mengutip dari laman lipi.go.id , ketahanan pangan terjadi ketika semua orang, setiap saat, memiliki akses fisik, sosial, dan ekonomi terhadap pangan yang cukup aman dan bergizi yang memenuhi kebutuhan sehari-hari dan preferensi makanan untuk kehidupan yang aktif dan sehat.FAO (2015) merumuskan empat dimensi yang harus diperhatikan keberlanjutannya untuk mencapai ketahanan pangan, yaitu ketersediaan makanan (availability), akses yang terjangkau (access), penggunaan dan pemanfaatan makanan (utilization), dan stabilitas pasokan dan akses (stability).

Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi, yang juga merupakan Ketua Gugus Tugas Harian Pencegahan Covid-19 Kota Yogya, dalam acara seminar daring tentang inisiatif ketahanan pangan di masa pandemi Rabu (29/7/2020) menjelaskan berbagai inovasi dan inisiatif warga kota Yogya dalam menghadapi covid-19. Sejak awal Pemkot Yogya telah menggandeng lintas sektoral seperti korporasi, komunitas, kampus, dan kampung untuk penanganan Covid-19.

“Sejak awal kita sudah menjalankan program gandeng gendong yang melibatkan lintas sektoral seperti korporasi, komunikas, kampus, dan kampung,” bebernya .

Selain itu, lanjutnya, selama pandemi Covid-19 banyak gerakan-gerakan yang dilakukan spontan oleh masyarakat kota Yogyakarta seperti gerakan cantelan yaitu memberikan bantuan berupa sayuran kepada yang membutuhkan dengan cara dicantel (gantung) di rumah warga atau lokasi lain.

Bentuk dari gotong royong warga saat masa pandemi covid 19 seperti saat ini bermacam macam, seperti di Bausasran yang notabene sebagai kampung sayur membagikan hasil sayur mereka kepada warga hingga ke daerah lain seperti di Semaki.

“Di Wirogunan ada gerakan gaza, di Wirogunan sistemnya juga sama yakni dengan iuran yang kemudian dibelikan sayur, dan sayur tersebut dibagikan kepada warga yang membutuhkan, di Cokrokusuman juga ada hampir sama seperti ini,” ujar Heroe.

Selain itu banyak warga yang merespon dengan membuat lumbung pangan secara mandiri.

Selain gerakan pembagian sayur yang dilakukan oleh masyarakat kota Yogyakarta pihak korporasi juga banyak yang memberikan bantuan kepada masyarakat Kota Yogyakarta yang terdampak.

“Setiap bencana masyarakat Kota Yogyakarta selalu terlibat langsung untuk gotong royong bersama, dan ini tidak bisa serta merta ditiru oleh wilayah lain,” pungkas Heroe Poerwadi.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!