32.7 C
Jakarta

Program IISMA, Kesempatan bagi Mahasiswa untuk Mengembangkan Diri

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Untuk memberikan motivasi dan wawasan kepada para mahasiswa mengenai program Kampus Merdeka, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kemendikbudristek menggelar Sosialisasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka bertema “Kreativitas, Spirit, dan Belajar Sepanjang Hayat melalui Kampus Merdeka”, Kamis (9/9). Pada kesempatan ini, hadir sebagai pembicara antara lain Anggota Komisi X DPR RI Ratih Megasari Singkarru, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Paristiyanti Nurwardani, Ketua Subpokja Program Indonesia International Students Mobility Awards (IISMA) Junaidi, Perwakilan Kantor Urusan Internasional Universitas Pattimura Wilma Latoni, dan Mahasiswa Universitas Airlangga peserta program IISMA John Roberto Sampe.

Kemendikbudristek telah menyiapkan empat program flagship dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka untuk memfasilitasi para mahasiswa dalam mengimplementasikan Kampus Merdeka. Salah satunya yaitu program IISMA yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menempuh kuliah di perguruan tinggi terkemuka di luar negeri yang menjadi mitra Kemendikbudristek selama satu semester. Mahasiswa yang mengikuti program IISMA juga akan mendapatkan konversi SKS sesuai dengan peraturan Kemendikbudristek.

Paristiyanti Nurwardani menyampaikan bahwa di era digital mahasiswa harus mempunyai berbagai macam pelatihan agar pelajaran atau capaian yang dipelajari di perkuliahan harus benar-benar terpakai saat bekerja. Dirinya berharap melalui program IISMA, hasil dari pembelajaran selama satu semester di luar negeri bisa dibawa ke dalam negeri agar bisa membanggakan Indonesia.

“Pada program IISMA ini mahasiswa harus mengenal sistem dan apapun yang ada di kampus baru. Jadi selama terjun di dunia baru di luar negeri kalian belajar best practice dari tempat kalian transfer di luar negeri, bawa ke dalam negeri buat bangga diri sendiri, orang tua, perguruan tinggi, dan Indonesia,” ungkapnya.

Lebih lanjut Paris menjelaskan biaya IISMA cukup besar dalam 1 semester dengan jumlah kuota 200 orang. Sehingga ia berharap para mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. “Tolong lakukan studi sebaik-baiknya. Belum ada program sebagus ini kecuali di Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” pungkasnya.

Paris juga berpesan agar para mahasiswa dapat membawa bendera merah putih dan jiwa Garuda Pancasila, karena para mahasiswa peserta IISMA ini adalah duta-duta bangsa Indonesia. “Mahasiswa harus memiliki masa depan yang lebih cemerlang karena sekarang mendapatkan dukungan dana yang cukup besar untuk belajar, gunakan kesempatan ini baik-baik,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Ratih Megasari Singkarru berharap program-program ini bisa memfasilitasi mahasiswa mengembangkan potensinya sesuai dengan passion masing-masing karena menurutnya itu merupakan bagian yang paling penting. “Kesempatan besar untuk para mahasiswa mengikuti program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini merupakan kegiatan yang menarik dan mendapatkan pengalaman baru, mempelajari hal baru, lingkungan baru, serta mendapat relasi serta yang paling penting dari semuanya yaitu pengalaman baru,” ungkap Ratih.

Ratih menambahkan para mahasiswa harus memanfaatkan semua kesempatan yang ada untuk mengeksplor pengalaman baru, mengasah soft skill, dan karakter para mahasiswa yang dimiliki sekarang. Ia menilai program Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini adalah gagasan yang bagus dengan cita-cita mulia agar mahasiswa semakin meningkatkan kompetensinya.

“Oleh karena itu kami yang di DPR RI Komisi X benar-benar mendukung program ini dengan mengawasi pelaksanaan MBKM ini sejalan dengan pembangunan nasional dan kebijakan pendidikan yang dapat diimplementasikan secara menyeluruh serta bersinergi dengan dunia usaha dan industri,” jelasnya.

Sementara itu, Junaidi mengatakan bahwa program IISMA ini membawa banyak tantangan, karena program ini hadir ketika kita hidup di masa pandemi sehingga banyak sekali tantangan dalam melakukan penyesuaian terhadap program ini. Selanjutnya, ia menjelaskan dalam pelaksanaannya, program IISMA ini mengharapkan adanya kompetensi-kompetensi yang dapat diberikan kepada para mahasiswa. Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan mitra perguruan tinggi luar negeri untuk memilihkan, mengkurasi perkuliahan yang ada sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

“Seperti adaptive thinking, cross cultural, dan lain sebagainya. Sehingga matakuliah yang diambil tidak hanya dari prodi masing-masing,” ungkap Junaidi.

John Roberto Sampe sebagai peserta yang lolos dalam program IISMA ke University of Limerick, Irlandia turut menyampaikan pengalamannya dalam mengikuti program IISMA. Selama proses menuju perjalanan ke luar negeri, ia mengaku tim IISMA dan juga didukung oleh Kantor Urusan Internasional dari masing-masing perguruan tinggi selalu hadir dalam memberikan informasi dan asistensi. Selanjutnya, John menyebutkan keuntungan yang ia dapat sepanjang sudah berkuliah di luar negeri adalah pengalaman interkultural dengan komunitas global.

“Jadi kita tidak hanya berinteraksi dengan komunitas orang Irlandia asli, tetapi saya berinteraksi dengan mahasiswa internasional. Jadi kita bisa bertukar budaya, makanan, seperti yang disebut oleh ibu Paris layaknya seorang ambassador atau duta kampus,” ujarnya.

Selain itu, tugas yang berkualitas juga membuahkan ilmu yang baru serta melatih soft skill yang dimilikinya. Terkait kompetensi yang ia dapatkan, meskipun John merupakan mahasiswa jurusan hukum, tetapi di IISMA ini dirinya diberi kesempatan belajar selain mata kuliah hukum seperti communication cross culture, politik, international relations, dan lainnya.

“Selain itu dosen-dosen disini sangat membuka komunikasi untuk memfasilitasi mahasiswa. Selanjutnya kita bisa berkontribusi yang signifikan di komunitas kita masing-masing,” tambahnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!