32.8 C
Jakarta

Program JKN Belum Banyak Libatkan Peran Apoteker

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sudah berjalan lebih dari tiga  tahun. Tetapi hingga kini program tersebut belum banyak melibatkan peran apoteker.

“Peran apoteker sedikit menonjol di rumah sakit. Tetapi di fasilitas layanan kesehatan tingkat pratama belum ada greget sama sekali,” kata Sekjen PP Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Noffendri Rustam Ssi, Apt di sela penjelasan kegiatan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) dan Rakernas IAI 2017, Sabtu (2/9).

Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum IAI Drs Nurul Falah Edi Pariang, Apt, Ketua Panitia PIT dan Rakernas Dra Ellen Wijaya Apt serta Ketua PD IAI Banten Ahmad Sofan Ssi, M Farm, Apt.

Pun jumlah apotik yang dilibatkan dalam sistem JKN masih sangat sedikit, diakui Noffendri masih terbatas pada apotik rujuk balik dan prolanis. Jumlahnya hanya ratusan meski pasien yang dilayani mencapai jutaan orang.

Padahal peran apoteker dalam era JKN sangat penting dan strategis. Karena apoteker bertugas mengelola ketersediaan dan penggunaan obat bagi pasien.

“Kalau salah kelola obat, kan yang dirugikan pasien, masyarakat peserta JKN,” tambah Noffendri.

Ia mengaku awal diluncurkannya program JKN, pemerintah sudah berjanji untuk membangun jejaring apotik dengan melibatkan tenaga apoteker. Tetapi faktanya hingga kini jejaring apotik tersebut hanya menjangkau sebagian kecil apotik.

Dalam sistem kapitasi, jelas Noffendri, secara parsial hanya dokter dan dokter gigi saja yang terlibat. Sedang apoteker sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap obat, nyaris tak dilibatkan.

Hingga saat ini, diakui Ketua Umum IAI Nurul Falah, Puskesmas sebagai pusat layanan kesehatan tingkat pratama masih banyak yang belum dilengkapi dengan tenaga kefarmasian. Data IAI hanya sekitar 20 persen Puskesmas yang memiliki tenaga farmasi.

“Karena itu PIT dan Rakernas IAI mengagendakan pembahasan tersendiri terkait persoalan peran apoteker di era JKN dengan mengundang Menkes dan Dirjen Kefarmasian. Tujuannya untuk mendapatkan informasi lengkap sekaligus memberikan usulan kepada pemerintah,” jelasnya.

PIT dan Rakernas IAI yang berlangsung 5-8 September 2017 di ICE BSD Tangerang rencananya akan menghadirkan 4 pembicara penting dalam plenary session yakni Menkes Nila F Moeloek, Menteri PAN & RA Asman Abnur, Kepala BPOM Penny Lukitodan Apoteker IPF (International Pharmaceutical Federation) Lina Bahder.  Simposium akan membahas 44 topik besar dan 82 narasumber dari dalam dan luar negeri.

Selain peran apoteker dalam era JKN, isu lain yang bakal dibahas adalah rencana pengembangan apoteker spesialis melalui pembentkan Kolegium Ilmu Farmasi Indonesia, uji kompetensi apoteker yang baru lulus, keberadaan counterfit medicine atau obat palsu yang banyak beredar ditengah masyarakat,  minimnya jumlah apoteker pada sarana kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas, serta topik menarik lainnya.

Kegiatan yang digelar kerjasama dengan IAI PD Banten tersebut diperkirakan akan melibatkan lebih dari 1500 apoteker dari berbagai wilayah di Indonesia.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!