JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka sebagai salah satu wujud implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Pertukaran Mahasiswa Merdeka dilakukan untuk menumbuhkan rasa cinta mahasiswa terhadap keberagaman budaya tanah airnya serta mendorong penguatan dan perluasan kompetensi akademik mahasiswa.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menyampaikan bahwa cinta tanah air dan penguatan kompetensi merupakan modal berharga bagi mahasiswa dalam menapaki jenjang karir. Selain juga untuk mempersiapkan diri sebagai calon pemimpin bangsa di masa depan dan mengabdi terhadap bangsa dan negara.
“Program ini bertujuan membangun rasa toleransi di kalangan mahasiswa melalui ruang-ruang perjumpaan yang terbentuk melalui aktivitas pertukaran mahasiswa dan eksplorasi keberagaman budaya Indonesia,” ucap Nadiem dalam sambutannya yang disampaikan secara daring, di Jakarta, (12/4).
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka ditargetkan akan diikuti oleh 20.000 (dua puluh ribu) mahasiswa pada semester ganjil tahun akademik 2021/2022. Sebelum pendaftaran bagi mahasiswa, pendaftaran akan dibuka terlebih dahulu untuk perguruan tinggi dan dosen di bulan April 2021. Pendaftaran bagi perguruan tinggi dan dosen akan berlangsung pada 19 – 28 April 2021, sedangkan pendaftaran bagi mahasiswa akan berlangsung pada bulan Juli 2021. Calon peserta dapat mengakses tautan http://bit.ly/PertukaranMahasiswaMerdeka dan follow akun Instagram @PertukaranMahasiswaMerdeka untuk mendapatkan informasi lebih detail.
“Pendaftaran dibuka untuk perguruan tinggi dan dosen terlebih dahulu untuk memberikan waktu bagi mereka merancang berbagai aktivitas bertema kebinekaan serta mempersiapkan mata kuliah dan infrastruktur kampus untuk pelaksanaan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka,” terang Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam.
Lebih lanjut, Nizam menerangkan elemen-elemen penting dalam Pertukaran Mahasiswa Merdeka. Program ini memungkinkan terjadinya pertukaran mahasiswa antarpulau baik dari PTN ke PTS maupun sebaliknya. Perguruan tinggi wajib memberikan konversi dan pengakuan sistem kredit semester (SKS) sebanyak 20 SKS bagi mahasiswa yang mengikuti program ini. Program ini dapat diikuti oleh mahasiswa dari semester tiga hingga semester delapan. Selain memberikan kesempatan belajar di kampus lain bagi mahasiswa, dalam program ini mahasiswa akan mengeskplorasi keragaman kebudayaan Indonesia melalui pembelajaran Modul Nusantara.
Untuk diketahui, di dalam Modul Nusantara terdapat empat jenis kegiatan utama. Pertama, Kegiatan Kebinekaan di mana mahasiswa mengikuti berbagai kegiatan eksplorasi keragaman di daerah perguruan tinggi penerima. Kedua, Kegiatan Inspirasi di mana mahasiswa berdiskusi dengan figur-figur inspiratif daerah. Ketiga, Kegiatan Refleksi di mana mahasiswa merefleksikan pengalaman kegiatan kebinekaan dan inspirasi. Keempat, Kegiatan Kontribusi Sosial di mana mahasiswa melaksanakan kegiatan sosial yang memberikan kontribusi kepada masyarakat di daerah perguruan tinggi penerima.
Mendikbud menjelaskan bahwa ketika menjadi peserta program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, mahasiswa akan mendapatkan 20 (dua puluh) SKS dari mata kuliah dan kegiatan kebudayaan yang mereka ikuti. Selama satu semester, mahasiswa akan berpindah dari satu pulau ke pulau lainnya untuk mengeksplorasi keberagaman budaya daerah yang bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan asalnya dan mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi penerima.
“Kami menyarankan mahasiswa untuk mengambil semua mata kuliah yang ditawarkan oleh perguruan tinggi penerima. Namun, jika ada mata kuliah wajib yang masih harus dituntaskan di perguruan tinggi asal, atau jika mahasiswa tertarik untuk mengambil mata kuliah unggulan di perguruan tinggi lain, hal tersebut dimungkinkan melalui pembelajaran daring,” sambung Nadiem.
Dengan belajar di perguruan tinggi yang lebih unggul pada kompetensi tertentu, mahasiswa memiliki kesempatan berinovasi dengan kreatif agar secepatnya mampu mensejajarkan diri dengan mahasiswa di perguruan tinggi lainnya, khususnya di kawasan ASEAN. “Perguruan tinggi diharapkan dapat memberi peluang lebih besar kepada mahasiswa untuk menggali dan mengembangkan potensinya secara luas dan terbuka melalui kegiatan dan pembelajaran inovatif menggunakan teknologi informasi dan kemajuan teknologi lainnya,” urai Nizam.
Adapun keuntungan bagi dosen terlibat dalam Pertukaran Mahasiswa Merdeka, yaitu dosen mendapatkan sertifikat penghargaan, mendapatkan insentif untuk pengembangan modul mata kuliah dan Modul Nusantara, serta berkesempatan mengeksplorasi keilmuannya di tingkat nasional. Sementara untuk perguruan tinggi manfaatnya adalah mendorong pencapaian indikator kinerja utama (IKU) 2 untuk PTN dan IKU 3 untuk PTS serta membuka kesempatan bagi perguruan tinggi mendapatkan biaya pengelolaan program.