JAKARTA, MENARA62.COM — Harga properti di Jakarta dinilai sudah terlalu tinggi. Hal ini menyebabkan banyak properti di ibu kota sulit terjual. Pengamat properti dari Colliers International mengatakan bahwa memang ada beberapa lokasi di Jakarta yang harganya sudah terlalu tinggi dan tidak masuk akal. Hal senada pun disampaikan oleh Direktur Indonesia Property Research Center, Dimas Putra. Menurut pandangannya dengan tingginya harga jual justru investor akan kesulitan untuk menjual propertinya.
“Berdasarkan rasio perhitungan rumah atau properti terhadap pendapatan yang dilakukan oleh World Bank Time To Act 2019, ditemukan fakta luar biasa yang belum banyak diketahui masyarakat. Ternyata harga rumah di Jakarta lebih tinggi dibandingkan beberapa kota besar dunia, seperti London, Bangkok, dan Kuala Lumpur. Bahkan harga hunian di ibu kota melampaui New York maupun Tokyo,” ujar Dimas Putra pada keterangannya (20/7/2020).
Dimas mengatakan saat ini potensi Koridor Timur Jakarta atau tepatnya kawasan industri Cikarang terus meningkat mengingat kondisi harga tanah yang relatif lebih rendah dibanding di Koridor Barat. Harga jual tanah di Koridor Timur sekitar Rp6,3 juta per meter persegi per 2018. Sebelumnya pada 2009 lalu hanya Rp2,3 juta per meter persegi. Dengan demikian, pertumbuhannya mencapai 21,5 persen selama kurun 9 tahun.
“Dengan segala keunggulan dan potensi pertumbuhannya, tentunya banyak pembeli beralih dari Kota Jakarta ke Koridor Timur, tepatnya di Cikarang, Jawa Barat. Secara nasional, lebih dari 30% investasi asing yang masuk ke Indonesia dibenamkan di Cikarang. Selain itu, kawasan industri yang beroperasi di Cikarang memberikan kontribusi terhadap volume ekspor Indonesia sebesar 40%,” tambahnya.
Menurut survei yang dilakukan oleh Indonesia Property Research Center sendiri, harga sewa apartemen di kategori studio pun cukup bervarian. Mulai dari Sancrest di angka 23,5 juta/ bulan, Axia South di 29 juta, dan Pollux Chadstone yang memiliki harga sewa terendah dibanding dua kompetitornya. Yaitu berada di angka 15 juta untuk sewa setiap bulannya.
“Dengan jangkauan bisnis di skala internasional, banyak perusahaan yang berkembang di kawasan ini berasal dari luar negeri, seperti Singapura, Inggris, Jerman, Korea, Jepang, Cina, Malaysia, Taiwan, Timur Tengah, dan masih banyak lagi. Keunggulan inilah yang menjadikan Cikarang sebagai area strategis dan berpotensi sebagai penggerak industri nasional,” tutupnya.
Dengan harga beli mulai dari Rp700 juta-an (33jt/m2), masyarakat dapat berinvestasi properti di kawasan industri terbesar di Asia Tenggara. Selain lokasinya strategis karena berada tepat di depan Exit Tol Cikarang Barat, mega superblok yang dikembangkan oleh PT Pollux Aditama Kencana, anak perusahaan PT Pollux Properti Indonesia ini mengusung konsep 6 in 1 dengan apartemen, hotel, PCM Mall, SOHO, F&B 24 jam, serta rumah sakit yang terintegrasi dalam satu kompleks. (*)