BANDA ACEH, MENARA62.COM – Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Aceh Bidang Teknologi dan ESDM mengadakan Seminar Sehari Pengembangan SDM Aceh dalam Pengelolaan Usaha Hulu Migas di The Pade Hotel, Selasa (28/12)
Seminar dilakukan secara hybrid menghadirkan Kepala SKK Migas Perwakilan SUMBAGUT Rikky Rahmat Firdaus, Direktur SDM PLN Yusuf Didi Setiarto, Ketua Komisi II DPRA Irpannusir, S. Ag, SE. M.I. Kom, dan Kepala Devisi Formalitas Hubungan Eksternal dan Security BPMA Adi Yusfan.
Gubernur Aceh yang diwakili oleh Kabit Pembinaan Idiologi Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa Kesbagpol Aceh Munawarsyah SE, MM menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada pemuda Muhammadiyah yang telah menggelar kegiatan ini. “Seminar ini adalah sesuatu hal yang penting, sebagai upaya pendidikan dan peningkatan kualitas intelektual kepada pemuda Aceh sekaligus pengembangan SDM terkait pengelolaan migas,” katanya.
Badan Pengelolaan Migas Aceh lahir sebagai amanat Perdamaian Aceh yang diatur dalam UU Nomor 11 tahun 2006, tentang pemerintahan Aceh. dimana pasal 160 ayat 1 dan 2 tercantum, bahwa pemerintah pusat dan pemerintahan Aceh mengelola bersama sumber daya alam, minyak dan gas bumi yang berada di darat dan di laut pada kewenangan wilayah Aceh dengan membentuk suatu badan pelaksana yang di tetapkan bersama.
Program Aceh carong fokusnya adalah membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing di tingkat nasional dan regional melalui tingkat mutu pendidikan secara merata.
“Kami mengajak seluruh institusi pendidikan dan pemuda muhammadiyah aceh untuk terus memberikan dukungan dalam menciptakan SDM yang unggul, hingga mampu berkontribusi melanjutkan pembangunan Aceh yang lebih baik,” lanjutnya.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Aceh (PWM) Dr. Taqwaddin Husin, S.H., S.E., M.S dalam arahannya menyampaikan ada dua hal penting yang akan disampikan dalam seminar ini, yang pertama berbicara tentang migas ini harus ada pengelolaan yang baik, menyangkut dengan fungsi perencanaan, koordinasinya dengan isntitusi yang terkait.
“Karena ini menyangkut dengan anggaran publik atau negara di sini perlunya pengawasan dari berbagai pihak. Baik pengawasan yang bersifat internal maupun eksternal oleh dirjen kementrian. Ini adalah fungsi yang harus kita jalankan,” tegas Taqwaddin Husin.
Taqwaddin Husin menyebut bahwa pengawasan perlu supaya pengelolaan migas Aceh benar-benar memberi kontribusi untuk kesejahteraan rakyat, Aceh yang begitu kaya dengan sumber daya alam (SDA) yang melimpah ruah, tapi faktanya menjadi wilayah termiskin di Sumatera.
“Semoga pengelolaan KK Migas ini dapat memberikan kontribusi untuk kesejahteraan rakyat, dengan cara memperbaiki SDM kita, dengan mengarahkan peningkatan kapasitas kopetensi akademis dan teknis yang kita miliki sesuai bidangnya serta manajerial,” harapnya.
Ketua Panitia Seminar Sehari Pengembangan SDM Aceh Dalam Pengelolaan Usaha Hulu Migas Muzakkir, S. Pd. I, M. Ed mengatakan terimakasih kepada support yang diberikan oleh SKK Migas, Metco, Primoil, Unmuha. Acara yang dilakukan secara hybrid dimana dua pemateri akan menyampaikan secara online, dua pemateri berikutnya akan menyampaikan secara offline.”
Untuk undangan peserta berjumlah empat puluh orang dengan menggunakan protokol kesehatan yang ketat, peserta yang terdiri dari OKP, BEM, Ortom Muhammadiyah, LSM.
Moderator Dr. Phil Saiful Akmal, S. Pd. I, M. A. menyimpulkan bahwasanya pihak SKK Migas, BPMA, dan PLN berharap Pemuda Muhammadiyah dapat menyahuti program berikutnya sebagai patner.