YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Raja Juli Antoni mengaku, IPM adalah Sekolah Kehidupan. Pengakuan itu disampaikan Raa Juli pada Sabtu (23/7/2022) malam, pada resepsi milad ke 61 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM).
Milad kali ini mengusung tema Arus Utama Pelajar Indonesia. Respsi milad dihelat di Gedung Societet Militair Taman Budaya Yogyakarta.
Selain dihadiri oleh 500 kader IPM se-Indonesia, acara ini juga dihadiri Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, Wakil Menteri ATR/BPN Raja Juli Antoni, dan Staf Ahli Menteri LHK Winarni Dien Monoarfa.
Raja Juli Antoni merupakan Ketua Umum PP IPM Periode 2000-2002 memberikan pidato kunci dan menyampaikan betapa besarnya peran IPM bagi dirinya.
Toni, sapaan akrab Raja Juli Antoni, menceritakan masa-masa pengabdiannya di IPM sekaligus menyatakan, kesibukannya sekarang merupakan replikasi dari apa yang dikerjakan semasa masih ber IPM dulu.
“IPM bagi saya adalah sekolah. Sekolah tentu tidak dalam makna yang bersifat formal, dinding-dinding sekolah atau bilik-bilik sekolah,” ujarnya.
Kalau boleh jujur, Toni mengatakan, sesungguhnya apa yang hari-hari ini dikerjakan, sebenarnya semacam replika dari apa yang dulu pernah dilakukan sejak aktif di IPM.
Toni juga menyinggung tentang praktik demokrasi dalam Muhammadiyah dan IPM. Dirinya mengatakan, Muhammadiyah dan IPM merupakan organisasi yang mempraktekkan demokrasi dalam berorganisasi. Selain itu, Toni juga berpesan, kader IPM harus kembali percaya diri dengan kemuhammadiyahannya.
“Saya harapkan kader-kader IPM kembali percaya diri dengan Kemuhammadiyahannya. Kader-kader IPM juga harus menjadi yang terbaik di bidangnya masing-masing, ” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum PP IPM Nashir Efendi menyampaikan, PP IPM harus mencetak kelompok creative minority dalam IPM.
“Spirit creative minority ini harus kita tunjukkan bersama. Bahwa Ikatan Pelajar Muhammadiyah sendiri meskipun menurut berbagai riset yang masih bisa kita debatkan kita masih jauh secara kuantitas, tapi secara kualitas, IPM masih bisa diperhitungkan dalam dunia, Indonesia, dan juga di masyarakat,” ujarnya.
Nashir mngatakan, IPM harus masuk kedalam arus yang positif. IPM tidak hanya mengikuti arus saja, namun menjadi arus yang utama. Lebih dari itu, IPM selayaknya juga menjadi arus utama yang dapat mengendalikan dunia anak muda.
“IPM harus bisa menjadi rujukan agama, rujukan keilmuan, dan bisa menjadi wahana keilmuan pelajar dan anak muda di Indonesia,” ujarnya.
Haedar Nashir memberikan ucapan selamat sekaligus selamat milad dan testimoni perkembangan IPM. Menurutnya, IPM sebagai organisasi pelajar yang cukup tua dan telah melahirkan berbagai prestasi.
“Kami mewakili Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menyampaikan selamat atas milad ke 61 organisasi pelajar yang cukup tua. Namun mampu berprestasi pada setiap tahun sebagai organisasi Islam terbaik,” ujarnya.
Selain itu, IPM juga melahirkan alumni yang mampu berdiaspora di berbagai tempat. Bahkan, alumni-alumni IPM juga dikenal memiliki akhlak mulia dan kemampuan intelektual di atas rata-rata.
“IPM telah banyak mengeluarkan, menghasilkan, dan memproduk alumni-alumninya yang berdiaspora di berbagai tempat sebagai kader persyarikatan, kader umat, dan kader bangsa. Yang kapasitas karakter akhlaknya dan intelektualnya di atas rata-rata,” ujarnya.