SOLO, MENARA62.COM – Bulan Rajab menjadi momentum penting bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas iman, memperbanyak amal ibadah, sekaligus menumbuhkan semangat menuntut ilmu di tengah pesatnya perkembangan teknologi. Hal tersebut disampaikan Dai Champions Standardisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Dwi Jatmiko, saat menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Al Munir Kampus I Universitas Muhammadiyah PKU (UMPKU) Surakarta, Jumat (26/12/2025).
Dalam khutbahnya, Dwi Jatmiko menjelaskan bahwa Rajab termasuk salah satu dari empat bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah SWT, bersama Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Pada bulan-bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk lebih menjaga diri dari perbuatan dosa serta memperbanyak amal kebaikan.
“Dengan bekal iman dan takwa, hidup kita akan bahagia di dunia dan akhirat. Bulan Rajab adalah momentum untuk memperbanyak amal ibadah, seperti salat, puasa, sedekah, dan membaca Al-Qur’an,” ujarnya.
Ia juga mengutip Surah At-Taubah ayat 36 yang menegaskan keutamaan empat bulan haram, di mana setiap kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya, sementara dosa yang dilakukan memiliki konsekuensi yang lebih besar.
Selain aspek ibadah, Dwi Jatmiko yang juga anggota Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Solo menekankan pentingnya menuntut ilmu, terutama di era modern. Menurutnya, ilmu merupakan cahaya yang mampu membimbing manusia dalam membedakan antara yang benar dan salah, halal dan haram.
Memasuki tahun 2025, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, termasuk hadirnya kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Teknologi ini dinilai membawa dampak besar pada berbagai sektor kehidupan, mulai dari ekonomi, kesehatan, pendidikan, hingga interaksi sosial.
“AI adalah teknologi yang mengubah dunia secara revolusioner. Umat Islam perlu memahami dan memanfaatkannya secara bijak untuk kemaslahatan,” tutur guru Pendidikan Agama Islam SD Muhammadiyah 1 Solo tersebut.
Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Al Munir, Teguh Wahyudi, menyampaikan bahwa Masjid Al Munir UMPKU Surakarta kini telah kembali aktif melaksanakan salat lima waktu setelah sebelumnya sempat vakum. Salat Jumat pun mulai rutin digelar sejak Desember 2025 dengan jumlah jemaah mencapai 250 hingga 300 orang.
“Alhamdulillah, antusias jemaah sangat luar biasa. Lantai satu dan dua terisi penuh,” ungkap Teguh.
Ke depan, pihak UMPKU Surakarta berkomitmen untuk terus memakmurkan masjid sekaligus menarik minat jemaah dari lingkungan sekitar, termasuk pekerja dan musafir dari kawasan PMI, RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Kimia Farma, dan instansi lainnya.
“Masjid Al Munir diharapkan menjadi pusat kemaslahatan umat sekaligus branding positif UMPKU Surakarta dalam mengajak masyarakat untuk beribadah dan peduli sesama,” pungkasnya. (*)

