26.3 C
Jakarta

Ratusan Pegawai Kemendiktisaintek Gelar Aksi Senin Hitam, Protes Arogansi Menteri Satryo

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Ratusan pegawai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sain dan Teknologi (Kemendiktisaintek) melakukan aksi unjukrasa pada Senin (20/1/2025). Aksi yang dinamai Senin Hitam tersebut dilakukan sebagai protes atas arogansi Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro yang telah memecat pegawai secara semena-mena.

Adalah Neni Herlina, yang menjabat sebagai penanggungjawab rumah tangga Kemendiktisaintek. Ia dipecat melalui pesan Whatshap oleh sang Menteri.

“Bersyukur saya berada di institusi pemerintah khususnya Intitusi Pendidikan sejak tahun 2001 menjadi CPNS. Harapan saya adalah saya akan menjadi seorang PNS yang mempunyai tugas mulia, melayani masyarakat Indonesia di bidang pendidikan hingga akhir masa tugas saya. Maka sejatinya saya sebagai pengelola pendidikan tentu harus memberikan contoh atau tauladan sebagai orang-orang yang terdidik dan berkarakter,” kata Neni dalam keterangan tertulisnya.

Selama 24 tahun berkarir di lingkungan Ditjen Dikti (sekarang Kemenditisaintek), semua berjalan dengan baik. “Sampai pada Jumat sore kemarin, 17 Januari 2024, tiba-tiba pimpinan tertinggi kami masuk ke ruangan kami dan dihadapan semua orang, beliau mengusir saya keluar dan memerintahkan untuk pindah ke Kemendikdasmen… Saya keluar dan shalat,” lanjut Neni.

Penyebab pengusiran Neni diduga berawal dari sebuah meja di ruang tertinggi lantai 18, yang mungkin perlu diganti karena dianggap “tidak menghormati”  dan lain-lain. Lalu semua masalah urusan rumah tangga yang terjadi di lapangan, bermuara kepadanya, sampai ia harus keluar dari institusi ini.

“Maka, dari hati yang terdalam, saya menyampaikan permohonan maaf kepada para pimpinan yang definitif, jika dalam saya melayani Ibu Bapak semua masih banyak kekurangan… Saya menitipkan teman-teman pegawai Diktiristek, jangan sampai ada lagi yang diperlakukan tidak adil seperti saya. Sungguh ini sangat diluar perikemanusiaan dan melanggar Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang yang ada,” harap Neni.

Selain diwarnai dengan spanduk berisi kecaman terhadap Menteri Satryo, beredar juga rekaman-rekaman suara bukti arogansi Menteri.

Buntut dari aksi tersebut, pegawai dilingkungan Kemendiktisaintek berinisiaatif membbentuk Paguyuban Pegawai Ditjen Dikti. Paguyuban tersebut bertujuan menghadapi berbagai tantangan kepemimpinan di lingkungan Ditjen Dikti (Kemdiktisaintek) dan untuk memperjuangkan kemaslahatan seluruh pegawai, dipandang perlu untuk membentuk Paguyuban Pegawai Ditjen Dikti.

Adapun maksud dan tujuan pembentukan paguyuban ini diantaranya yaitu sebagai wadah berorganisasi bagi seluruh pegawai Ditjen Dikti, sebagaimana dijamin dalam Pasal 28E ayat (3) UUD NRI 1945 yang menyatakan bahwa “setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”, sebagai forum silahturahmi, komunikasi, fasilitasi, dan advokasi anggota paguyuban; dan sebagai forum untuk memperjuangkan hak seluruh anggota paguyuban sebagai pegawai Ditjen Dikti.

Para pegawai Kemendiktisaintek berharap Presiden turun tangan menyelamatkan mereka dari arogansi Menteri Satryo.

Mengutip laman detik.com, Menteri Satryo berdalih bahwa aksi itu terkait dengan mutasi besar-besaran yang sedang dia lakukan. “Demo itu terkait kami sedang melakukan upaya mutasi besar-besaran karena pecahnya jadi 3 menteri,” kata Satryo usai pelantikan Rektor ITB, dilansir dari detikJabar, Senin (20/1/2025).

Dia menyatakan bahwa mutasi itu dilakukan sesuai dengan amanat Presiden Prabowo Subianto yang mana menurutnya seluruh kementerian diminta untuk melakukan penghematan anggaran pemerintah.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!