32.1 C
Jakarta

Rayakan Hari Kebaya Nasional, Ketua Umum GWS Giwo Rubianto Bagikan Kebaya Gratis kepada Pengunjung dan Pedagang Pasar Blok B Tanah Abang

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM –  Gerakan Wanita Sejahtera (GWS) bekerja sama dengan PD Pasar Jaya dan Komunitas Wanita Berkebaya menggelar peringatan Hari Kebaya Nasional 2025 di Pasar Tanah Abang, Blok B, Jakarta Pusat pada Kamis (31/7/2025). Peringatan tersebut dimeriahkan dengan parade kebaya dan pembagian kebaya gratis kepada pengunjung dan pedagang perempuan Pasar Tanah Abang Blok B.

Ketua Umum Gerakan Wanita Sejahtera, Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo M.Pd dalam sambutannya menegaskan peringatan Hari Kebaya Nasional kedua yang jatuh pada 24 Juli 2025 merupakan momen penting bagi bangsa Indonesia. Karena selain merupakan salah satu identitas budaya Indonesia, kebaya juga sudah diakui oleh dunia sebagai warisan budaya takbenda bersama dengan empat negara lainnya yakni Brunei, Malaysia, Thailand dan Singapura.

“Ini adalah pencapaian diplomasi budaya yang luar biasa, sekaligus bukti bahwa kebaya memiliki makna lintas batas dan generasi,” katanya.

Ketua Umum GWS Giwo Rubianto mengenakan kebaya kepada anak-anak muda

Dengan ditetapkannya Hari Kebaya Nasional, kata Giwo, maka sekarang kebaya tidak hanya dikenakan pada acara-acara seremoni, acara-acara nasional, dan upacara lainnya, tetapi juga dapat dikenakan dalam kegiatan sehari-hari. “Seperti pada hari ini di dalam pasar, jadi yang mereka sebelumnya mengenal bahwa kebaya adalah sesuatu yang mewah, yang hanya dipakai pada sesaat saja, tapi kita membiasakan agar kebaya itu berbudaya untuk dikenakan setiap hari,” kata Giwo.

Perempuan yang merupakan pelopor lahirnya Hari Kebaya Nasional tersebut menegaskan bahwa kebaya bukan sekadar pakaian tradisional. Kebaya adalah simbol budaya, sejarah, dan kekuatan perempuan Indonesia. Dalam peringatan Hari Kebaya Nasional tahun kedua, semangat tersebut kembali digaungka untuk mengingatkan kita bahwa kebaya adalah warisan yang menyatukan masa lalu dan masa depan.

“Kebaya itu bukan hanya tentang tampilan luar, tapi tentang martabat, nilai, dan perjuangan perempuan Indonesia,” lanjut Giwo.

Penetapan Hari Kebaya Nasional, di sisi lain, kata Giwo juga memiliki efek domino yang luar biasa terhadap pemberdayaan ekonomi rakyat terutama UMKM. Karena menggunakan kebaya berarti mengangkat ekonomi kreatif dan UMKM lokal, mulai dari produk baju kebaya, kain tradisional, selop, dan asesoris penyerta lainnya.

“Bangkitnya kebaya menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi sekaligus UMKM untuk bisa naik kelas,” tandas Giwo.

Dalam peringatan Hari Kebaya Nasional 2025 di Pasar Tanah Abang tersebut, Giwo bersama pengurus GWS dan Komunitas Wanita Berkebaya berkesempatan untuk berkeliling di area Pasar Tanah Abang Blok B guna mengajak para perempuan untuk bangga mengenakan kebaya. Kedatangan Giwo dan rombongan disambut antusias oleh para pedagang dan pengunjung pasar Blok B.

Parade berkebaya di Pasar Blok B Tanah Abang

Selain kepada para pedagang dan pengunjung, Giwo juga sangat antusias mengajak generasi muda untuk mengenakan kebaya. “Jangan malu pakai kebaya,  justeru kita harus bangga. Karena kebaya adalah bagian dari warisan budaya Indonesia,” tutup Giwo.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!