JAKARTA, MENARA62.COM – Adara Relief International menggelar tasyakuran dalam rangka memperingati hari jadi ke-15 pada Ahad (19/2/2/2023). Lebih dari 200 tamu undangan menghadiri agenda yang digelar secara hybrid di Jakarta yang merupakan para donatur, lembaga kolaborasi, dan perwakilan dari 21 komunitas.
Direktur Utama Adara Relief International, Sri Vira Chandra dalam sambutannya mengucapkan syukur kepada Allah SWT dan berterimakasih kepada para donatur, 21 komunitas, serta berbagai lembaga kolaborator yang telah banyak memberikan kesempatan untuk membantu para penerima manfaat melalui Adara Relief hingga hari ini di tahun yang ke-15.
“Berbicara mengenai tantangan dunia kemanusiaan pada 2023, kita masih menghadapi tantangan besar setelah melewati 2022 sebagai tahun dengan krisis, kelaparan terburuk sepanjang sejarah. Terlebih dengan adanya gempa besar yang mengguncang Turki dan Suriah yang mengakibatkan korban jiwa lebih dari 45 ribu orang. Hal ini memperparah hidup para pengungsi dari beberapa wilayah konflik yang tentu saja membutuhkan bantuan pangan, dan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar,” kata Vira Chandra.
Maka pada hari jadinya yang ke 15 tahun ini yang jatuh pada tanggal 14 Februari Adara merilis tagline: “Indahnya berbagi, harmoni bersinergi”. Sebagai salah satu lembaga kemanusian Indonesia yang peduli anak perempuan, Vira Chandra yakin bahwa semua permasalahan kemanusian seharusnya dicarikan solusinya dengan cara bersama, berkolaborasi, dan melalui -tentu saja- dengan pendekatan kemanusiaan.
Ketua Umum PP Muslimat Al Washliyah Nurliati Ahmad menyampaikan selamat milad dan mendoakan Adara agar dapat berkontribusi menjadi lebih baik. Ia juga berpesan agar berbagai edukasi yang dilakukan Adara selama ini dapat lebih mengakar di masyarakat.
Selanjutnya, acara Milad menghadirkan Dialog Kemanusiaan bertemakan “Perkuat Sinergi dan Solidaritas Hadapi Krisis Pangan Global” dengan menampilkan empat narasumber yang merupakan pakar dari berbagai lembaga terkait. Tomy Hendrajati yang merupakan Presiden Human Initiative, menyampaikan tentang kondisi terkini terkait krisis pangan global dan tantangan dunia kemanusiaan pada 2023.
Ia mengatakan bahwa saat ini, kondisi dunia kemanusiaan semakin memburuk, dimana 222 juta orang dari 53 negara mengalami krisis pangan yang disebabkan oleh bencana, konflik, perubahan iklim, pandemi covid dan resesi global. “Di saat bantuan dari dunia internasional mengalami stagnasi, menurutnya Indonesia dapat mengambil peran penting dengan tren berdonasi yang masih meningkat,” katanya.
Sebagai pembicara kedua, Direktur Utama Adara Relief, Sri Vira, menerangkan kondisi spesifik krisis pangan yang terjadi di Palestina dan pengungsian. Berbeda dengan di wilayah lain, akar krisis di Palestina terjadi akibat penjajahan yang telah memperburuk situasi kemanusiaan di wilayah tersebut bahkan mengalami tahun paling mematikan pada 2022. Saat ini, sekitar 1,75 juta orang di Palestina membutuhkan bantuan untuk memenuhi ketahanan pangan mereka.
Berbicara mengenai isu kerawanan pangan di Indonesia, M. Hendro Utomo selaku founder Food Bank of Indonesia membahas akar masalah pangan di Indonesia dan menyampaikan solusi serta solidaritas dan sinergi yang bisa dilakukan masyarakat terhadap masalah ini, salah satunya dengan peningkatan gizi dan ketahanan pangan melalui pergerakan ibu.
Narasumber lainnya, dr. Cut Nurul Hafifah, Sp.A (K) dari IDAI menyampaikan persoalan stunting yang menjadi sorotan bagi isu kemanusiaan di Indonesia khususnya bagi anak
dan perempuan. Pemerintah Indonesia telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas
nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2020-2024 dengan target penurunan yang signifikan dari kondisi 21,6% pada 2022
menjadi 14% pada 2024.
Pada momen Milad ke-15 ini, Adara juga turut meluncurkan berbagai program bantuan
dan edukasi yang menjadi fokus pada 2023. Program Wakaf untuk Children and Women Care Center menjadi sorotan karena akan menjadi pusat kegiatan dan bantuan yang berkelanjutan untuk anak dan perempuan di Indonesia. Adapun Magnificent 3 akan menjadi program yang menarik guna memaksimalkan edukasi terkait Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjid Al-Aqsa.
Sedangkan Maqdis Academy akan menjadi wadah edukasi yang intensif dalam studi Baitul Maqdis dan Palestina. Sementara itu, program KOLAK (Kolaborasi Kebaikan) akan menjadi fokus utama untuk program bantuan dan edukasi pada bulan Ramadan dengan menampilkan syaikh-syaikh Palestina guna memberikan edukasi sekaligus menggalang bantuan yang mendukung perjuangan pembebasan Masjid Al-Aqsa dan Palestina