PURWOREJO, MENARA62.COM – Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) jika tidak mampu melakukan inovasi atau kreativitas akan menemui waktu mati geraknya. Ini salah satu ungkapan menyengat yang disampaikan oleh H. Dodok Sartono, S.E., M.M. Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah dalam Pengajian Akbar – Refleksi Milad ke-112 Muhammadiyah Purworejo pada Ahad (24/11/24) di Auditorium UM Purworejo.
Lanjut Dodok Sartono, Muhammadiyah semenjak dipelopori oleh KH A. Dahlan telah banyak menginisiasi berbagai hal pada 1 abad yang lalu dimana dipermasalahkan oleh masyarakat umum pada saat itu yang hingga saat ini telah menjadi hal umum.
“KH A Dahlan belajar ke RS Bethesda Yogyakarta dalam pengelolaan rumah sakit pada saat itu banyak berkomentar negatif. Saat menggeser arah kiblat beliau disebut kafir. Tetapi saat ini semua ikut bersama-sama membuat pelurusan arah kiblat. Hal ini juga pada pengelolaan zakat infaq shodaqah dengan pelembagaan zakat dan juga penyelenggaraan haji. Kemudian, AUM nya banyak terbanyak asetnya di seluruh dunia. Tanahnya persyarikatan 2 kali luas pulau bali lebih. Hari-hari ini kita kepontal-pontal dalam perkembangan pendidikan selanjutnya setelah banyak bermunculan sekolah Islam terpadu, sekolah integral yang lebih kreatif. Banjir bandang bagi Muhammadiyah jika tidak ada inovasi dan kreativitas pada AUM. Jika tak mampu membuat kapal seperti Nabi Nuh yang untuk menyelamatkan diri. Maka, akan hilang tersapu,” ungkap Dodok.
Kemudian, beliau melanjutkan memotivasi amal usaha Muhammadiyah beserta jamaah yang hadir dalam pengajian akbar kali ini bahwasanya hanya ada 2 hal yakni inovasi atau mati. Beliau menceritakan kisah tentang 5 jari Raja Midas yang mana apapun yang dipegang akan menjadi emas.
5 Jari Raja Midas jadi emas yakni yang pertama Jari Jempol : Joss mantep. Karakter Kepribadian moral. Jujur, karakter kinerja : disiplin, kerja keras. Yang kedua, Jari Telunjuk Fokus. Mengelola apapun fokus. Tidak tolah toleh. Fokus 3 J : membangun jamaah (makmurkan masjid musholla, makmurkan ranting dibangkitkan). Ranting, PENTING ! Cabang, BERKEMBANG ! Masjid, MAKMUR ! Muhammadiyah, UNGGUL BERKEMAJUAN ! Bangun Jam’iyyah. Daerah, Cabang Ranting. Ditata yang teratur. Manajemen profesional. Berbasis data dan diukur. Jariyyah. Amal usaha Muhammadiyah kita itu jadi jariyah kita. Berinovasi dalam bidang ekonomi.
Yang ketiga Jari tengah. Paling dhuwur (tinggi di antara jari yang lain). Jaga kualitas. AUM kita, sekolah kita. Reformasi sitem kita menuju PMM (Profesional, Maju, Modern). Yang keempat, Jari Manis. Jari penghubung. Kalau ingin maju. Hidupnya panjang. Bangun silaturahmi. Bangun jaringan. Saling berjejaring. Internal dengan eksternal Muhammadiyah. Dan yang kelima Jari kelingking. Jari paling kecil. Perhatikan hal-hal yang kecil. Hal -hal yang sepele. Jika ingin menjadi besar. Bisa mengukur suatu lembaga dengan mengecek toiletnya.
“5 ini jika dilakukan untuk memukul akan sakit ketika tangan terbuka. Tetapi akan semakin menyakitkan jika dikepalkan. Begitu juga ketika kelima hal tadi dilakukan dengan penuh keyakinan akan menghasilkan suatu yang dahsyat,”pungkas Dodok Sartono.
5 karakter warga Muhammadiyah Berkemajuan yakni Bertauhid yang kuat murni, Bersumber pada sunnah, Membudayakan ijtihad, Wasthiyah dan Rohmatan lil’aalamiin.
Resepsi kali ini dihadiri Bupati Purworejo, Komandan Kodim 0708, Kapolres Purworejo, Ketua Pengadilan Negeri, Ketua Kejaksaan Negeri, Ketua Pengadilan Agama, Ketua MUI, Ketua Baznas, Kepala Kantor Kesbangpol, Kepala Kemenag, Ketua FKUB, Ketua PC NU, Ketua PC Muslimat NU, Ketua DMI, Kepala Cabang BSI Purworejo, Camat Purworejo, Lurah Purworejo, Koramil 01 Purworejo, Kapolsek Purworejo, Rektor UMP beserta wakil rector 1-4, Direktur RSU ‘Aisyiyah, Direktur RS PKU Muh. Kutoarjo, Pleno PDM Purworejo, Pleno PDA Purworejo.
Drs. H. Pujiono dalam sambutannya menyampaikan berbagai macam perkembangan pencapaian amal usaha Muhammadiyah di Kabupaten Purworejo serta proyeksi ke depannya.
“Sekolah Muhammadiyah harus punya keunikan agar mampu menjadi kekhasan program yang menarik masyarakat. Sektor pendidikan dan Kesehatan harus mampu memastikan program-program yang membumi di masyarakat. Dengan membranding 2 sekolah menjadi sekolah unggulan yakni SD Muhammadiyah Kutoarjo dan SMK Muhammadiyah Purwodadi. Juga kita mendorong Pondok Pesantren Darul Arqom Bayan untuk mampu melahirkan kader ulama di waktu yang akan datang. Kita juga ingin membranding pertanian aren yang dapat ditanam pada tanah wakaf Muhammadiyah yang selama ini masih belum termanfaatkan dengan baik di seluruh Kabupaten Purworejo. Didukung dengan sisi ekonomi pengembangannya di cabang yang strategis letaknya. Diwacanakan juga akan membuat airmu yang selama ini masih memanfaatkan AirMu yang telah tersedia dari luar kabupaten. Sektor industrisasi bisa menggeliat.”jelas Pujiono.
Lanjutnya, Amal usaha bidang kesehatan yakni RSU ‘Aisyiyah Purworejo dan PKU Muhammadiyah Kutoarjo akhir tahun ini dipastikan bisa menjadi RS Tipe D.
Rangkaian agenda resepsi kali ini yakni dimulai dengan pra acara hiburan band dan lagu islami, apresiasi lomba siswa prestasi 2024, pembagian tropi kejuaraan daerah tapak suci purworejo, pemberian santunan bakti guru ‘Aisyiyah, apresiasi pemenang lomba antar Amal usaha Muhammadiyah.
Juga dilakukan pula pelantikan pengurus forum guru Muhammadiyah kabupaten Purworejo, serta Launching Kelas Tahfiz dan Kelas Olahraga SMP Muhammadiyah Purworejo.
Beberapa hari sebelumnya telah disemarakkan dengan agenda Kejuaraan Daerah Tapak Suci Purworejo, Lomba Antar Guru Karyawan AUM, Apel Akbar Milad di Alun-alun Purworejo pada pekan sebelumnya, dan rangkaian lainnya. (*)