YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Prof Dr Muchlas MT mengatakan kampus bisa menjadi salah satu pusat pendidikan dan literasi bencana. Sebab kampus, salah satunya UAD memiliki sumber daya yang memadahi untuk melaksanakan pendidikan dan literasi bencana.
Rektor UAD mengemukakan hal tersebut pada Seminar Nasional ‘Digdaya Ngadepi Bancono’ di Amphitarium Kampus 4 UAD Yogyakarta, Rabu (30/4/2025). Selain Rektor UAD, seminar juga menghadirkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (BPBD DIY), Drs Noviar Rahmad, MSi dan Direktur Eksekutif Plan Indonesia, Dini Widiastuti. Sedangkan moderator Octo Lampito, wartawan senior Yogyakarta.
Lebih lanjut Muchlas mengatakan belum lama ini, UAD menyelenggarakan Simulasi Akbar Penanggulangan Bencana. Simulasi tersebut dilaksanakan Fakultas Kedokteran UAD yang bekerjasama dengan BPBD DIY, Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC), Pusat Studi Mitigasi Bencana UAD, dan stakeholder kebencanaan lainnya.
“Simulasi ini sangat bermanfaat karena bisa memberikan literasi yang cukup tentang kebencanaan bagi civitas akademika, dan masyarakat di sekitar kampus. Simulasi kebencanaan ini melibatkan mahasiswa dan masyarakat ini sudah kita lakukan beberapa kali di Kampus UAD,” kata Rektor UAD.
Selain itu, kata Muchlas, UAD juga telah melaksanakan seminar dan pelatihan-pelatihan kebencanaan. Karena perguruan tinggi memiliki resources yang cukup untuk menyelenggarakan kegiatan seminar dan pelatihan.
UAD juga menyelenggarakan kuliah umum tentang kebencanaan yang wajib diikuti mahasiswa Fakultas Kedokteran. Sebab Fakultas Kedokteran UAD memiliki konsentrasi Kedokteran Kebencanaan. “Ini belum banyak di Indonesia, setahu saya Universitas Ahmad Dahlan (UAD), dan Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur,” katanya.
Selain itu, tambah Rektor, UAD juga mengintegrasikan materi kuliah kebencanaan dalam kurikulum. UAD telah mengembangkan Laboratorium Kebencanaan. UAD telah membentuk Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (UKM KSR – PMI), Mahasiswa Ahmad Dahlan Pencinta Alam (MADAPALA), dan Tim SAR.
UAD, kata Rektor, juga telah mengembangkan riset dan inovasi kebencanaan. Di antaranya, Pembentukan Pusat Studi Mitigasi dan Penanggulangan Bencana; Menyelenggarakan riset interdisipliner tentang perubahan iklim manajemen risiko dan pemulihan pascabencana. Selain itu, juga mengembanngkan early warning system; Pemetaan risiko dan model predisi bencana; serta Pengembangan aplikasi sistem informasi kebencanaan.
Sementara M Taufiq Arrahman SIP, MAP, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) DIY mengatakan Seminar Nasional ‘Digdaya Ngadepi Bancono’ ini merupakan perayaan puncak Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) di DIY. Seminar ini merupakan bentuk refleksi diri apa yang telah dicapai selama ini, dan apa yang akan kita lakukan ke depan dalam penanggulangan bencana.
Seminar nasional ini diharapkan dapat menemukenali, mendapatkan inspirasi untuk melangkah lebih melesat atau bergerak lebih cepat ke depan, dalam mewujudkan Yogya Digdoyo Ngadepi Bancono atau Yogya sebagai Center of Exellance Menghadapi Bencana. “Seminar ini diharapkan dapat mengenali resiko, kemudian bersama-sama masyarakat menghadapinya untuk menciptakan masyarakat yang tangguh bencana,” kata Taufiq Arrahman. (*)

