31.7 C
Jakarta

Rektor UMS: Sudah Saatnya Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Dunia

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM – Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., menjadi salah satu narasumber dalam Seminar Nasional Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia (PIBSI) ke-47 yang diselenggarakan di Hotel Morazen, Yogyakarta, Rabu (29/10). Kegiatan ilmiah tahunan ini menempatkan Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMPurworejo) sebagai tuan rumah, serta menghadirkan akademisi, peneliti, dan pemerhati bahasa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Dalam pemaparannya yang bertajuk “Apa Jadinya Indonesia Tanpa Bahasa Indonesia”, Harun menegaskan bahwa bahasa Indonesia tidak hanya berperan sebagai bahasa persatuan, tetapi juga memiliki potensi besar menjadi bahasa peradaban dunia dan bahkan bahasa resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Bahasa Indonesia harus tidak hanya hidup di dalam negeri, tetapi juga berperan aktif dalam percaturan global. Kita perlu menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa dunia,” ungkapnya di hadapan peserta seminar.

Menurut Harun, kekuatan bahasa Indonesia terletak pada akar nilai-nilai kebangsaan, kesantunan, dan kebudayaan yang luhur. Ia menilai, bahasa Indonesia memiliki posisi strategis sebagai sarana diplomasi kultural yang dapat memperkuat citra Indonesia di tingkat internasional.

Dalam kesempatan tersebut, Harun juga menguraikan delapan pesan diferensiasi strategis yang menjadi landasan transformasi bahasa Indonesia, yakni:
1. Cita-cita jangka panjang bangsa,
2. Aspirasi pengguna bahasa,
3. Arah strategis nasional dan internasional,
4. Posisi dan diferensiasi
5. ⁠Indonesia sebagai bangsa besar,
6. Reputasi global,
7. Kontribusi terhadap kekokohan nasional,
8. Perubahan menuju peradaban maju, dan
9. Peran Bahasa Indonesia sebagai pelopor dunia.

Lebih lanjut, Rektor UMS mengaitkan peran bahasa Indonesia dengan transformasi pendidikan holistik-integratif di era komunikasi dan komputasi global, yang menekankan pentingnya pembentukan kompetensi kewarganegaraan, kompetensi belajar sepanjang hayat, serta kompetensi berkehidupan bagi generasi muda.

Melalui gagasan “Bahasa Indonesia Urip-Urup”, Rektor UMS menegaskan bahwa bahasa Indonesia bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga roh kebangsaan yang menginspirasi, memandirikan, mendewasakan, mereputasikan, dan memartabatkan bangsa.

Sebagai penutup, Harun menyampaikan rekomendasi agar PIBSI ke-48 tahun depan dapat diinternasionalisasikan menjadi Kongres Internasional Bahasa Indonesia, dengan menggandeng lembaga-lembaga luar negeri seperti Al Azhar University (Mesir) dan Fatoni University (Thailand).

“Langkah ini akan menjadi wujud konkret dalam menduniakan bahasa Indonesia serta memperkuat perannya sebagai bahasa ilmu pengetahuan, diplomasi, dan kemanusiaan,” imbuhnya.

Ia menegaskan, perjuangan memartabatkan bahasa Indonesia adalah bagian dari upaya bangsa untuk berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia, tanpa kehilangan karakter keindonesiaan yang santun, berbudaya, dan berperadaban. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!