Magelang,MENARA62.COM– Dalam respon Siaga Merapi, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Magelang melaksanakan beberapa layanan bagi warga yang kini mengungsi di berbagai tempat, (18/11/2020). Total ada 9 titik pengungsian di Kabupaten Magelang dengan jumlah warga 820 jiwa, mayoritas adalah kelompok rentan yang terdiri dari lansia, anak-anak dan wanita.
Dari 9 titik pengungsian itu, MDMC Kabupaten Magelang mengelola satu shelter pengungsi di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah (PAYM) Nglawisan, Muntilan, mendampingi Organisasi Pengurangan Resiko Bencana (OPRB) Desa Krinjing dan Deyangan dalam mengelola shelter di Balai Desa Deyangan, mengelola satu pos koordinasi di Kantor PDM Kabupaten Magelang dan lima pos pelayanan masing-masing di Sawangan, Dukun, Srumbung, Mertoyudan dan Muntilan serta mendampingi warga Dusun Babadan, Desa Paten, Kecamatan Dukun yang masih belum mengungsi.
Beberapa layanan yang sudah dijalankan selama ini adalah manajemen posko, logistik, pendampingan psikososial, evakuasi, kesehatan, transportasi dan dapur umum. Dalam menjalankan layanan-layanan tersebut MDMC Kabupaten Magelang didukung penuh oleh Lazismu, Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) dan Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Magelang dengan menerapkan “One Muhammadiyah One Response” (OMOR).
Program Khusus
Selain layanan-layanan tersebut, MDMC Kabupaten Magelang juga menjalankan program khusus bagi warga kelompok rentan yaitu Donasi Mainan Anak dan “Buburmu”. Donasi Mainan Anak merupakan program untuk menfasilitasi anak-anak di pengungsian dengan berbagai mainan edukatif agar tidak kehilangan dunia bermain mereka.
Huda Khairun Nahar, Ketua Pos Koordinasi MDMC Kabupaten Magelang untuk Siaga Merapi mengatakan bahwa program Donasi Mainan Anak ini muncul dari keprihatinan melihat anak-anak warga di pengungsian tidak bisa bermain layaknya dalam kondisi normal.
“Berada di pengungsian dalam waktu lama, tentu membosankan bagi anak-anak oleh karena itu kami berusaha menfasilitasi mereka agar dapat bermain dengan mainan edukatif sehingga mereka tidak bosan sekaligus mereka mendapatkan edukasi dari mainan tersebut,” katanya.
Sementara program “Buburmu” merupakan program pembuatan bubur bagi anak-anak di semua titik pengungsian. Dari 820 jiwa yang mengungsi, ada 181 anak-anak yang membutuhkan makanan khusus berupa bubur. Setiap hari tim dapur umum MDMC Kabupaten Magelang menyiapkan bubur sejumlah anak tersebut di Poskor MDMC di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kabupaten Magelang, Babrik Mungkid kemudian pagi-pagi didistribusikan ke semua titik pengungsian.
“Kebutuhan makan bagi anak-anak selama ini cenderung kurang diperhatikan saat terjadi bencana, mereka terpaksa mengkonsumsi makanan yang sama dengan makanan orang dewasa yang sebetulnya kurang pas untuk mereka seperti mie instan contohnya, “ujarnya.
Program “Buburmu” tidak hanya terus menerus membuat bubur putih sebagai makanan anak-anak, namun juga jenis makanan lain seperti bubur kacang ijo, juz buah dan jenang. Ini bertujuan agar anak-anak tidak bosan dengan menu yang sama juga sebagai variasi asupan gizi bagi mereka. (Tim Media MDMC Kabupaten Magelang).