KUPANG, NTT, MENARA62.COM — Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan seorang remaja dan anggota polisi terjadi di Perempatan Petuk 1, Kupang, Nusa Tenggara Timur Rabu (4/12/2024).
Insiden tersebut tidak jauh dari Polsek Maulafa dan mengundang perhatian warga sekitar dan para pengendara yang melintas.
Ary, remaja asal Tarus mengaku bahwa ia sedang terburu-buru saat mengendarai sepeda motor miliknya. Ia baru saja pulang dari Rumah Sakit Borromeus usai menjenguk keluarga yang sakit. Dalam keterangannya, Ary menjelaskan bahwa ibunya menelpon dan memintanya cepat pulang karena membutuhkan motor yang ia bawa. Akibat situasi yang mendesak, Ary mengakui bahwa dirinya melaju kencang dan tidak sempat menghindar, yang akhirnya menyebabkan kecelakaan.
“Beta buru-buru karna Mama su telfon suruh cepat-cepat karna mau pake motor,” ungkapnya, “iya karna tadi sudah tidak sempat.”
Dari arah Jalur 40, Ary membonceng saudara perempuannya dengan kecepatan tinggi menuju Petuk, tepat di perempatan Petuk 1, motor yang sudah tidak bisa diberhentikan itu menghantam kuat motor lainnya yang dikendarai seorang Polisi berseragam dinas yang turun dari arah atas Kolhua.
Kecelakaan pun tidak dapat dihindari. Polisi tersebut terguling dari jalan raya sampai ke rumput pembatas jalan. Ary dan sudaranya pun terpental bebas di jalanan hingga beberapa saat sempat tidak sadarkan diri.
Masyarakat sekitar dan pengguna lalu lintas lain berusaha menolong dan membantu pengendara lain membantu akses jalan agar tidak terjadi kemacetan akibat lakalantas tersebut.
Vita, seorang pekerja warung yang berada di dekat lokasi kejadian mengisahkan bahwa ia mendengar suara dentuman keras dari dalam warung.
“Dari dalam warung kami dengar suara keras dan kami langsung lari keluar. Lihat polisi sudah terguling di atas rumput, sementara dua orang di motor juga terlempar bebas ke jalan. Tukang ojek yang lihat bilang kalau mereka yang lari kencang dan langsung lari mambantu polisi. Kejadiannya belum sampai 1 jam,” ujar Vita yang sudah dari tadi berada di lokasi.
Ary sempat pingsan beberapa saat, namun saat ia siuman, ia duduk menundukan kepalanya menunjukkan penyesalan dan rasa bersalah yang dalam. Saudara perempuannya terlihat mengalami luka lebih serius. Ia terbaring lemah dengan napas sesak sambil memegangi dadanya, ia juga terus meringis kesakitan sambil memegang tulang bagian belakang yang diduga cedera berat.
Warga di sekitar lokasi mulai berspekulasi mengenai kelanjutan kasus ini, mengingat Ary yang masih remaja dan diyakini tidak memiliki Surat Izin Mengendari (SIM), mereka berdoa agar kejadian tersebut dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan.
“Kalau dilihat usianya, kemungkinan besar belum punya SIM, semoga korbannya mau memaklumi dan memaafkan kejadian yang menimpanya, karena yang menabrak masih muda dan korbannya merupakan seorang aparat kepolisian yang sedang berdinas,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya. Mereka juga sempat memeriksa tas selempang hitam milik saudara perempuan Ary untuk mencari identitas, namun tidak menemukan kartu identitas pribadi di dalam tasnya.
Setelah sekitar 30 menit, sebuah mobil pick-up berwarna putih tiba di lokasi untuk membawa korban luka ke rumah sakit. Polisi dan warga bergotong-royong mengangkat korban ke mobil tersebut. Polisi yang menjadi korban juga mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi masyarakat, terutama anak muda akan pentingnya mematuhi aturan lalu lintas dan berkendara dengan hati-hati. Mengendarai kendaraan dalam kondisi tergesa-gesa, tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga orang lain dan akan berakhir dengan penyesalan.
Selain itu, kejadian ini menjadi peringatan keras juga bagi orang tua agar lebih bijak dalam memberikan arahan kepada anak-anak mereka, terutama saat berkendara. Meminta anak untuk segera pulang atau terburu-buru tanpa mempertimbangkan keselamatan dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Anak-anak akan merasa takut dan cemas saat berkendara jika diminta cepat-cepat pulang, sehingga mereka memilih mengambil jalan pintas dengan cara mengebut agar cepat sampai di rumah.
Orang tua diharapkan bijak dan selalu mengingatkan anak-anak tentang betapa pentingnya berkendara dengan aman dan mematuhi aturan lalu lintas, serta memastikan anak-anak memiliki izin mengemudi yang sah sebelum menggunakan kendaraan. Dalam situasi darurat sekalipun keselamatan lebih penting diatas segalanya dan harus selalu diprioritaskan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian mengenai kondisi korban dan tindak lanjut hukum atas insiden tersebut. (Indriyani S. Wilujeng)