“ Orang yang hidup bagi dirinya sendiri akan hidup sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang kerdil, orang yang hidup bagi orang lain akan hidup sebagai orang besar dan mati sebagai orang besar” –Sayyid Quthb
PURWOREJO, MENARA62.COM — Rencana Gawe Menulis Bareng ‘Aisyiyah Jawa Tengah. Kalimat bijak Sayyid Quthb di atas disampaikan Nur Ngazizah, S.Si, M.Pd (Penulis Terbaik versi Online Suara Muhammadiyah), yang menjadi narasumber Workshop ‘Aisyiyah Menulis se-Jawa Tengah pertemuan ke-3. Nur mengatakan, nilai seseorang tergantung manfaat dirinya kepada sesama (umat) manusia.
Nur menyampaikan kalimat tersebut kepada ibu-ibu ‘Aisyiyah se-Jawa Tengah, yang menjadi peserta workshop. Ia memberi motivasi agar ibu-ibu ‘Aisyiyah selalu semangat menulis. Selain itu, ia juga mengajar untuk selalu meluruskan niat, dalam aktivitas menulis. Tujuannya, agar hasil karyanya mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi umat manusia.
Kegiatan ini adalah rangkaian Workshop Penulisan yang digelar Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Tengah dan Majelis Tabligh, tanggal 3 Oktober -28 November 2021. Sesuai jadwal pelatihan yang disampaikan panitia, kegiatan pertemuan ke-3 yang dilaksanakan pada hari Ahad, 17 Oktober 2021 pukul 08.00 – 10.00, sangat menarik meski dilakukan secara daring.
Tema kegiatannya adalah mentoring peserta untuk membuat buku yang akan diluncurkan pada hari ibu tanggal 22 Desember 2021. Sebuah gawe besar luar biasa, yang menunjukan bahwa ‘Aisyiyah adalah gerakan dakwah yang terus eksis kaderisasi dan kiprah dakwahnya walau usianya sudah menginjak 104 tahun.
Saat ini dakwah bil kitabah, dakwah literasi adalah dakwah yang paling efisien di masa pandemi karena pembatasan aktivitas masyarakat demi mencegahnya wabah corona.
Pada kegiatan mentoring tersebut materi yang disampaikan Nur yaitu tentang ilmu cara membuat sebuah buku sampai penerbitan buku tersebut mendapatkan ISBN.
Testimoni
Sebelum penyampaian materi tentang menulis buku, narasumber meminta testimoni dari beberapa peserta yang tulisannya dimuat di Suara Muhammadiyah dan Suara ‘Aisyiyah online yaitu Asih dari Cilacap, Nadia dari Kudus dan Muslihah dari Rembang.
Dari testimoni tersebut, diharapkan mampu menjadi cambuk bagi peserta lainnya. Menulismembutuhkan totalitas, kesabaran dan semangat dalam meningkatkan wawasan sebagai bekal menulis.
Seperti biasa, Nur selalu mensyiarkan branding Muhammadiyah yaitu mencerahkan, menggembirakan, dan menggerakkan umat manusia sebagai prinsip awal dalam berdakwah lewat tulisan.
Selanjutnya, Nur memberikan motivasi untuk menulis sebagai alat bantu dakwah yang efisien kepada sesama manusia. Salah satu materi pembuka yang menarik adalah ada 3 hasil karya manusia harum yaitu : karya kepahlawanan, karya tulis dan karya nama karena jasanya. Oleh karena itu membuat buku salah satu usaha menghasilkan karya yang harum bagi penulis.
Modal menulis
Dalam menyusun buku, ada beberapa modal dalam menulis. Pertama, fokus. Kegiatan ini meliputi memperdalam yang disukai, banyak membaca yang disukai dan belajar terus menerus.
Kedua, dedikasi, artinya lakukan terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Setelah mengetahui modal menulis, dilanjutkan dengan materi teknis, menulis sederhana meliputi persiapan menulis, penulisan naskah dan penerbitan.
Pada materi penerbitan peserta disuguhkan materi alur penerbitan buku sampai materi kuadran keputusan terbit, kualitas buku, populalitas maupun kategori penulis sehingga peserta workshop dapat mengevaluasi diri dan memiliki semangat untuk tetap menulis sampai tujuan menjadi penulis yang mampu menerbitakan buku bisa tercapai.
Setelah penyampaian materi narasumber selesai, acara workshop dilanjutkan dengan proses diskusi. Diskusi itu berkaitan dengan pemetaan peserta workshop dalam proses pembuatan buku sesuai tema tertentu.
Setiap buku, maksimal akan melibatkan 15 penulis. Harapannya, setiap buku akan terbit secara berkelanjutan. Panitia penyelenggara sangat berharap, kegiatan ini dapat mencetak kader ‘Aisyiyah yang aktif menulis.
Semangat
Kegiatan berjalan dengan jadwal pelatihan yang demikian sistematis. Selain itu, kesabaran narasumber dalam memberikan bimbingan dan memeriksa hasil tulisan, mampu membuat peserta bersemangat menulis. Mereka dengan senang menulis dan tanpa keterpaksaan.
Peserta optimis mampu menerbitkan buku, karena beberapa peserta sudah mampu membuat tulisan yang dimuat oleh Suara Muhammadiyah dan Suara Aisyiyah online. Mereka menulis berita workshop, sebagai tugas dari pertemuan pertama dan tulisan dengan tema dakwah perempuan berkemajuan sebagai tugas pertemuan kedua.
Sunnatullah setiap proses akan selalu membutuhkan proses, dan membutuhkan kesabaran serta fokus dalam mencapai tujuan. Demikian juga dengan kegiatan workshop ‘Aisyiyah menulis ini.
Pada pertemuan pertama, peserta workshop ‘Aisyiyah se-Jawa Tengah mencapai 160 orang, dan pada pertemuan ini diikuti kurang lebih 60 orang. Walaupun demikian, kegiatan workshop tetap berlangsung secara asyik dan semangat. Kegiatan ditutup dengan menyanyi bersama lagu bimbo berjudul sajadah panjang.
Semoga Allah SWT meridhoi kegiatan ini, agar tujuan mulia mencetak ‘Aisyiyah menulis dapat tercapai. Nantinya, dakwah ‘Aisyiyah tidak sekedar dakwah bil lisan dan bil hal, tetapi mampu berdakwah bil kitabah di zaman literasi saat ini. (Siti Musfiyah)