SOLO,MENARA62.COM – Belakangan ini, Indonesia mengalami beberapa kondisi sosial ekonomi yang tidak nyaman. Dengan ini menjadikan beberapa munculnya tagar #KaburAjaDulu. Ini adalah sebuah respon masyarakat dalam menghadapi musibah, ketidaknyamanan, dan kondisi sosial ekonomi yang ada di Indonesia.
Setiap orang, setiap perusahaan selalu menghadapi ketidakpastian lingkungan baik itu yang disebabkan oleh perubahan iklim, kondisi sosial ekonomi, politik, termasuk teknologi. Ketidakpastian seringkali menyebabkan ketidaknyamanan dan seringkali dimaknai dengan kata-kata bencana, musibah, atau lainnya.
Guru Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Prof. Dr. Muzakar Isa, S.E., M.Si., menyampaikan bahwa salah satu kunci dalam menghadapi ketidaknyamanan masalah yang terjadi di Indonesia adalah melakukan adaptasi. Adaptasi dilakukan dengan melakukan inovasi sehingga akan mendapatkan terobosan dan hal baru.
“Dan dengan hal ini saya sangat-sangat yakin bahwa dengan inovasi justru setelah ketidaknyamanan, ketidakbaikan, atau musibah ini, akan terjadi sesuatu yang lebih baik lagi dari sebelumnya,” tutur Isa, Selasa (18/2/2025).
Menurutnya, masyarakat paham betul kalau melihat dari berbagai macam pengalaman menghadapi bencana, setelah bencana itu justru sebuah daerah atau wilayah memiliki nilai positif, nilai lebih, meskipun dalam jangka pendek tidak nyaman.
“Maka pesan saya adalah kita harus yakin dan optimis dengan apa yang terjadi selama ini. Yang penting bagaimana kita melakukan inovasi. Selain itu kita mengharap pemerintah, perguruan tinggi, para tokoh, dan stakeholder terkait untuk melakukan sinergi secara bersama-sama, membuat Indonesia lebih baik lagi,” harapnya.
Inovasi yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen, dan seluruh elemen masyarakat ini akan melahirkan atau menghasilkan sesuatu yang baru dan memberikan kontribusi ril kepada negara. Sinergi tersebut akan menghasilkan Indonesia yang lebih baik lagi, akan bersama-sama membangun Indonesia lebih baik.
Di sisi lain, Kaprodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Wibowo Heru Prasetiyo, S.Pd., M.Pd., Ph.D., menanggapi tagar #KaburAjaDulu ketika menilik pada potensi talenta Indonesia.
“Hilangnya atau kaburnya talenta-talenta terbaik Indonesia ke luar negeri, apakah itu menguntungkan Indonesia? Jelas tidak,” ungkap Kaprodi PPKn UMS itu.
Fenomena brain drain atau hengkangnya intelektual dari negerinya sendiri seperti yang terekspresikan melalui #KaburAjaDulu itu menjadi kerugian negara meskipun rasa cinta pada negara itu tidak terbatas pada ruang dan waktu. Dia menilai talenta Indonesia itu akan lebih bisa optimal dalam mengoptimalkan peran mereka ketika mereka di dalam negeri.
Dia mengajak talenta Indonesia dengan profesi apapun dapat menyumbangkan kontribusinya kepada negara, dari manapun, sebagai perwujudan nasionalisme.
“Mudah-mudahan cita-cita Indonesia menjadi lebih baik 2045 sebagai Generasi Emas, Indonesia yang maju dan sejahtera bisa kita wujudkan. Dan ekspresi itu kita mulai dari hastag-hastag seperti ini,” kata Heru.
Mungkin #KaburAjaDulu mulanya merupakan ekspresi personal, namun ini menjadi semangat dan aspirasi yang sama untuk menuntut cita-cita Indonesia 2045 bukan hanya sebuah utopia tetapi benar-benar bisa diwujudkan. Talenta Indonesia yang kaya akan inovasi akan dapat menyongsong Indonesia Emas 2045. (*)