WONOSOBO, MENARA62.COM — Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosobo mengadakan silaturahim dan dialog. Dialog yang digelar di Ruang Serba Guna Erwin Santoso RS PKU Muhammadiyah Wonosobo lantai 2 ini, mengangkat tema Menuju RS PKU Muhammadiyah Yang Unggul Islami, Selasa (1/5/2018).
Dialog ini digelar sebagai wujud kesyukuran atas diterimanya sertifikat halal dari MUI, dan menjadi bagian dari keinginan untuk meningkatkan mutu layanan di berbagai sektor.
Dialog antara lain dihadiri jajaran PDM Wonosobo, perwakilan RS PKU Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah se-Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, serta MPKU Muhammadiyah Jateng dan DIY.
Hadir sebagai pembicara Dr H Anwar Abbas MM MAg sekretaris Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan dr H Agus Taufiqurrahman MKes SpS, serta dimoderatori Ir Saat Suharto Amjad dan Dr Joko.
Dr Ahmad Muzairi, direktur RS PKU Muhammadiyah Wonosobo dalam sambutannya menyampaikan, sebaiknya semua Rumah Sakit Islam khususnya PKU Muhammadiyah, segera untuk mengurus sertifikasi syariah, dan MPKU sebagai Majelis Muhammadiyah sebagai penyempurna sertifikat yang dikeluarkan oleh MUI.
RS PKU Muhammadiyah sebagai salah satu pioneer RS Syariah di Jawa Tengah, mengajak semua RS yang lain untuk mewujudkan RS Syariah di wilayahnya masing-masing, dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip syariah yang sudah dibuat oleh MUI.
Ahmad menilai, sebuah Rumah Sakit tidak cukup memproklamirkan sebagai Unggul dan Islami, selama belum ada sertifikasi dari MUI dan penjaminan mutu dari lembaga terkait. Dikatakan, pelayanan Rumah Sakit Syariah prinsipnya berisi lima hal, yakni tentang akad, pelayanan, obat-obatan dan pengelolaan dana finansial.
“Yang penting transaksi di dalam RS Syariah harus mengacu pada hukum Islam fiqih mu’amalah. Dalam hal pelayanan memberikan yang baik, jelas antara hak dan kewajiban. Kalau bisa lebih, sesuai dengan standar panduan praktis klinis,” ujarnya.
Dalam dialog pada sesi pertama, Agus Taufiqurrahman mengatakan, rumah sakit yang dimiliki Muhammadiyah merupakan asset berharga yang harus dirawat. “Kita kembangkan karena sumah sakit adalah bagian dari media dakwah persyarikatan. Oleh karena itu, RS PKU harus mempunyai identitas yang jelas dalam pelayanan yakni Keislaman, prinsip yang kita pegang dalam pelayanan adalah bagaimana memuliakan pasien saat berobat,” ujarnya.

Langkah tersebut, menurutnya, merupakan langkah untuk mewujudkan keislaman yang baik. Untuk itu, diperlukan tata kelola dalam pelayanan yang tentunya harus didukung dengan sumber daya manusia yang unggul. Selain, diakuinya, memang perlu memiliki gedung yang strategis. Menurutnya, pelayanan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) tidak hanya untuk pasien rumah sakit, maupun siswa untuk sekolah, tapi pelanggan lainnya, juga harus digarap dengan serius. “Karena itu semua merupakan wujud pelayanan ummat,” ujarnya.
Agus melanjutkan, rumah sakit sebagai media dakwah, maka harus diisi karyawan yang memiliki kompetensi sesuai syariah. Kompetensi itu diantaranya, wajib bagi karyawan untuk memahami dasar ajaran agama yang dibuktikan dengan praktek ibadah keseharian. Selain, ia juga serius dalam mengkaji Alqur’an yang akhirnya bisa berdakwah sesuai dengan profesinya.
Anwar Abbas lebih banyak memberikan dorongan untuk terus istiqomah dalam mewujudkan prinsip syariah, baik penyediaan makanan maupun dalam pelayanan. Menurutnya, sekecil apapun produk makanan dan minuman yang diterima pasien dan disitu yang mengandung unsur haram, maka itu mencederai keyakinan sebagai Muslim. “Meskipun terkadang sudah ada label halal didalam kemasan,” ujarnya.
Penulis: Hans/MPI