31.6 C
Jakarta

RSUI Lakukan Biopsi Prostat dengan Teknologi Robotik

Baca Juga:

DEPOK, MENARA62.COM_Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) kini dapat melakukan biopsi prostat dengan menggunakan teknologi robotik. Demikian siaran pers yang diterima redaksi Menara62.com dari Humas RSUI, Selasa (15/9/2020).

Biopsi prostat robotik adalah tindakan pengambilan jaringan pada prostat (kelenjar pada pria) karena adanya indikasi keganasan. Dengan bantuan software dan hardware robotik, dapat meningkatkan keakuratan operasi dan meningkatkan angka deteksi diagnosa kanker prostat yang signifikan secara klinis.

“Keunggulan biopsi prostat dengan robotik ini, tingkat keakurasiannya lebih tinggi dibanding nonrobotik. Karena dapat mengkombinasi data MRI (magnetic resonance imaging) dan USG (ultrasonography), untuk menentukan lesi (area) yang dicurigai sebagai sel kanker dan fokus membiopsi lesi tersebut. Jika nonrobotik, hanya data dari USG dan tidak ada bantuan untuk menargetkan lesi yang dicurigai.” ujar Dokter Spesialis Urologi RSUI, dr. Dyandra Parikesit, BMedSc, Sp.U.

Menurutnya, penggunaan teknologi ini, tak hanya meningkatkan ketepatan pengambilan sampel di lokasi tempat sel kanker prostat berada, tapi juga waktu pelaksanaan biopsi dapat lebih singkat, sekitar 30-45 menit.

“Alat ini memiliki tangan robotik yang dapat mengarahkan dokter saat melakukan tindakan biopsi prostat. Ini sangat membantu menyingkat waktu operasi. Bahkan, tindakan biopsi prostat hanya memerlukan dua kali tusukan pada kulit saat pengambilan sampel jaringan prostat,” tambahnya.

Penggunaan Pertama

Penerapan biopsi prostat dengan teknologi robotik ini, pertama kali dilakukan di RSUI pada 30  Januari 2020 dan sudah rutin dilakukan. Belum lama ini, pada tanggal 12 September 2020, dr. Dyandra Parikesit, BMedSc, Sp.U  bersama dr. Anggara Gilang, Sp. An dibantu ners (perawat) RSUI melakukan biopsi prostat robotik pada pasien berusia 60 tahun. Alat robotik yang digunakan adalah iSR’obotTM Mona Lisa Robotic Prostate Biopsy System yang diproduksi oleh Biobot Surgical Pte LTD.

“Tindakan operasi biopsi prostat robotik ini dilakukan terhadap pasien yang memiliki indikasi biopsi prostat karena terdapat peningkatan kadar Prostat Spesific Antigen (PSA) darah dan kecurigaan yang dikonfirmasi dengan MRI.  Umumnya, laki-laki di atas usia 40 tahun atau 45 tahun perlu dilakukan pemeriksaan PSA, bila memiliki anggota keluarga sedarah dengan keganasan prostat.” terang Dyandra.

Kanker prostat, menurut data Global Burden of Cancer Study (GLOBOCAN) 2018, menempati urutan ketiga (13.5 %) dari sepuluh kanker terbanyak di seluruh dunia pada pria. Kanker prostat merupakan kanker nomor dua tersering pada pria setelah kanker paru-paru.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, diperkirakan terdapat sekitar 25.012 jiwa penderita kanker prostat di Indonesia (0,2%). Sebagian besar pasien didiagnosis pada stadium lanjut, karena deteksi dini kasus kanker ini belum optimal di Indonesia.

RSUI berharap, keberadaan pelayanan ini dapat mendorong peningkatan layanan yang komprehensif dalam program deteksi dini kasus-kasus kanker prostat di Indonesia. Dengan tenaga medis yang kompeten serta teknologi terkini yang digunakan, RSUI berkomitmen memberikan layanan kesehatan paripurna dan bermutu yang dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya di wilayah Kota Depok.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!