28.9 C
Jakarta

Rumah Belajar Sudah Diakses Lebih dari 14 Juta Orang

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Rumah Belajar menjadi salah satu konten belajar yang kini banyak dimanfaatkan baik oleh siswa maupun guru dari seluruh wilayah Tanah Air. Berdasarkan data statistik, aplikasi yang diluncurkan 9 tahun lalu hingga kini, telah mencatat angka pengguna lebih dari 14 juta orang dengan total kunjungan mencapai 157 juta.

“Ini tentu angka yang tidak main-main untuk sekelas website pemerintah, government dan tentunya apa namanya pendidikan yang biasanya jarang sekali orang mengakses website pendidikan,” kata Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusdatin Kemendikbud), M. Hasan Chabibie, pada Acara Seminar Virtual Menyongsong Tahun Ajaran Baru Bersama Rumah Belajar sekaligus dalam rangka memperingati capaian Rumah Belajar Kemendikbud yang ke-9 tahun yang digelar secara virtual, Rabu (15/7/2020).

Data pencapaian akses aplikasi Rumah Belajar tersebut diyakini akan terus bertambah seiring perpanjangan masa pembelajaran jarak jauh (PPJ) akibat pandemi Covid-19. Sebab sekolah yang berada di zona orange dan merah masih memberlakukan PJJ. Sedang daerah dengan zona hijau pun belum sepenuhnya melakukan pembelajaran secara offline atau tatap muka.

Diakui 9 tahun bukanlah waktu sebentar untuk mengembangkan aplikasi Rumah Belajar, mulai dari proses mengelola konten, mengelola portal dan tentunya mendiseminasikan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan. Konten digital yang bisa diakses secara gratis tersebut akan terus dimaksimalkan untuk membantu proses belajar mengajar.

“Konten yang ada di Rumah Belajar memungkinkan adik-adik kita itu bisa belajar dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja,” lanjut Hasan.

Menurut Hasan, capaian yang sudah dilakukan oleh rumah belajar ini betul-betul cukup istimewa. Proses panjang perjalanan rumah belajar selama 9 tahun ini dari tahun 2011 sampai tahun 2020, tentu banyak sekali lika-likunya, banyak sekali konten yang kemudian coba dihadirkan, banyak sekali fitur yang coba kemudian dimutakhirkan.

Hasan menjelaskan Kemendikbud terus memaksimalkan penggunaan TIK di semua sekolah dan satuan pendidikan termasuk inovasi-inovasi berbasis mobile entah itu Android atau iOS yang memungkinkan rumah belajar ini semakin mudah untuk diakses dan semakin powerful pada saat nanti dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.

Pada masa pandemi Covid-19 kali ini lanjut Hasan, tentu ada banyak sekali hal-hal yang harus diperhatikan supaya nyala api belajar peserta didik betul-betul bisa terjaga. Sebab menjaga mood booster anak-anak untuk tetap bersemangat belajar bukanlah hal yang mudah. Terkadang hanya karena lbur tiga hari saja, mood belajar anak-anak menurun. Apalagi selama pandemi Covid-19, anak-anak seolah-olah lbur dalam waktu yang sangat panjang, berbulan-bulan lamanya.

“Selama berbulan-bulan tidak ada aktivitas tatap muka, tidak ada aktivitas interaksi fisik antara guru dengan peserta didik, yang ada adalah interaksi virtual. Tentu dibutuhkan banyak sekali inovasi-inovasi supaya nyala api belajar peserta didik kita ini terjaga,” tambah Hasan.

Diakui, pembelajaran secara virtual atau daring, tidak hanya membuat siswa bosan. Guru-guru pun mengalami hal serupa, mengalami keresahan terutama yang terkendala kultural seperti keterbatasan menyajikan materi digital, kendala koneksi dan lainnya. Di sisi lain, siswa yang notabene adalah digital native membutuhkan sekian informasi yang bisa mereka dapatkan di dunia maya. Dengan demikian akan  lebih termotivasi pada saat mereka sedang belajar menggunakan semua media itu.

Oleh karena itu inovasi lanjut Hasan menjadi tanda kunci pembelajaran berbasis TIK. Bahwa TIK di sekolah harus dapat meningkatkan kualitas pembelajaran maupun meningkatkan kualitas layanan.

Hasan mengakui baik Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) maupun dinas pendidikan di daerah sudah banyak mengakui manfaat dari TIK bagi proses pembelajaran. Pemerintah pusat dalam hal ini Kemendikbud akan terus mencoba memaksimalkan semua kebijakan sumber daya manusia, konten, software, hardware yang memungkinkan untuk saling kolaborasi satu dengan yang lain. Sehingga proses belajar dari rumah menggunakan e-learning misalnya atau satuan pendidikan yang memanfaatkan semua Tools administrasi yang sudah didevelope yang memungkinkan untuk dilaksanakan.

“Jadi teknologi hari ini betul-betul menjadi kunci yang membuka gerbang transformasi pendidikan kita untuk kemudian masuk ke abad 21. Walaupun ini didorong oleh situasi pandemi tapi saya pikir kita bisa mengambil berkah dan manfaatnya dan tentunya pelajaran yang ada di dalamnya,” tutup Hasan.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!