JAKARTA, MENARA62.COM — Rumah Sakit Gaza Makin Menderita. Rumah sakit di Gaza utara pada Ahad (12/10/2023) masih mengalami keterbatasan dan kekurangan akibat serangan Israel, sementara tiga bayi yang lahir prematur meninggal dunia akibat tiada pasokan listrik di rumah sakit tersebut.
Situs Antaranews.com pada Senin (13/10/2023) pagi melansir, RS Al Shifa dan rumah sakit lain di Gaza utara, wilayah yang digempur habis-habisan oleh militer Israel, hampir tidak mampu merawat pasien, kata petugas medis. Setiap hari, jumlah korban tewas dan terluka akibat serangan Israel kian bertambah, tetapi tempat untuk merawat mereka semakin sedikit.
Di RS Al Shifa, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qidra, mengatakan serangan Israel memang telah meneror petugas medis dan warga.
Al-Qidra mengatakan dari 45 bayi yang dirawat, tiga di antaranya sudah meninggal dunia dan mereka tidak diberi tahu oleh militer Israel bagaimana membawa bayi-bayi itu ke tempat yang aman. Sebelumnya, Juru bicara militer Israel, Laksamana Madya Daniel Hagari mengatakan, militer Israel akan membantu evakuasi bayi dari rumah sakit tersebut atas permintaan staf di sana.
Seorang ahli bedah plastik di Al Shifa mengatakan, akibat pengeboman terhadap ruang inkubator, bayi-bayi prematur terpaksa dirawat di ranjang biasa dengan sedikit daya yang tersedia untuk mengubah AC menjadi pemanas.
Rumah Sakit Indonesia
Sementara itu, di RS Indonesia di Beit Lahiya, Gaza utara, bayi laki-laki bernama Mosab Subeih telah dilarikan ke sana setelah rumah keluarganya terkena hantaman roket Israel.
Dia terluka di kepala dan mengalami pendarahan, namun pihak petugas medis tidak bisa melakuka tindakan operasi, dengan resusitator manual karena listrik padam.
Sedangkan Palang Merah Palestina bulan lalu mengatakan, staf medis di RS terbesar kedua di Gaza utara, Al-Quds, juga kesulitan merawat pasien karena sedikitnya persediaan obat-obatan, makanan, dan air.