28.2 C
Jakarta

Sakit Pinggang Tak Kunjung Sembuh? Ini Saran Dokter RS Siloam Palangkaraya

Baca Juga:

PALANGKARAYA, MENARA62.COM – Nyeri atau merasakan ketidaknyamanan pada pinggang (low back pain) dapat menimpa siapa saja. Tetapi gangguan ini lebih banyak dijumpai pada orang dengan usia lanjut.

“Rasa nyeri tersebut bisa hilang timbul, bisa terjadi pada satu sisi pinggang, tetapi bisa juga terjadi pada dua sisi pinggang,” kata dokter spesialis bedah syaraf Siloam Hospitals Palangkaraya, dr Michael Lumintang Loe, Msi, Mked  neurosorg), Sp BS, FINPS melalui edukasi zoom webinar bertajuk: “Capek Minum Obat?, Sakit Pinggang Gak Sembuh-Sembuh” yang digelar Senin (2/8/2021).

Menurutnya, penyebab sakit pinggang paling sering adalah aspek mekanik, yakni cedera otot, sendi atau celah ruang saraf di area pinggang. Hal ini bisa terjadi akibat posisi tubuh yang salah, mengangkat benda berat, atau melakukan gerakan secara berulang.

Selain disebabkan oleh salah gerakan, posisi atau mengangkat beban berat, sakit punggung bawah ini juga dapat disebabkan oleh gangguan organ dalam seperti ginjal, saluran kemih, atau masalah tulang belakang.

“Seiring pertambahan usia, nyeri di pinggang sering menjadi keluhan pasien, dan merupakan kasus poliklinik terbanyak ke dua, setelah penyakit influenza,” lanjutnya.

Diakui dr Michael, hampir 84 persen orang, pernah mengeluhkan nyeri pinggang semasa hidupnya. Sebagian orang masih mengabaikan dan menganggap tidak serius. Tetapi pada keluhan nyeri punggung/pinggang yang disertai gangguan buang air kecil, buang air besar atau kelemahan gerak kaki yang progresif memberat, ia menyarankan sebaiknya ditangani sebagai keadaan darurat dan segera ditangani secara medis.

Nyeri pinggang/ punggung sendiri dapat didefinisikan sebagai keluhan medis dengan keadaaan tidak nyaman/nyeri  yang dirasakan pada daerah mulai dari bawah tulang belakang “thoracal” hingga pantat. Gangguan ini disebabkan antara lain oleh kompresi akar syaraf dan peradangan, kerusakan mekanis dan inflamasi tulang, perubahan degeneratif dan tulang serta penyebab lain seperti psikogenik, reffered pain/nyeri organ dalam

Adapun faktor resiko sebagai pencetus keluhan nyeri pinggang/punggung adalah faktor kerja dan pekerjaan, gaya hidup (duduk terus menerus), kurang olahraga, pertambahan usia, merokok, pelemahan otot pinggul maupun perut, faktor psikososial, stress dan kecemasan, obesitas, penyakit organ dalam dan penggunaan steroid kronis

Teknologi Terapi Modern

Lebih lanjut dr Michael mengatakan gangguan sakit pinggang dapat disembuhkan apabila mendapatkan terapi yang tepat. Bahkan bisa sembuh dengan sendirinya tanpa perlu operasi, yaitu dengan beberapa cara dilakukan untuk meredakan rasa sakitnya, seperti mengompres area yang terasa nyeri atau sakit, mengistirahatkan pinggang dengan bantuan bantal, atau mengonsumsi obat pereda rasa sakit untuk memulihkannya.

Terapi medis (modern) yang disarankan untuk mengatasi gangguan nyeri punggung/pinggang antara lain Lumbar Spine X-ray, CT Scan, MRI,Mylograms, Post Milographic CT scan, EMG / NCU, Discograms dan Bone density test

Melalui terapi pengobatan, penyembuhan nyeri pinggang dapat dilihat hasilnya. Umumnya dalam dua pekan terdapat 70 persen perbaikan, lalu meningkat hingga 90 persen pada 6 pekan. Sedangkan hanya 3 persen pasien yang yang tidak berhasil pada periode 6 hingga 12 pekan fisioterapi dan membutuhkan tindakan operasi.

Diakhir sesinya, dr Michael Lumintang mengingatkan bahwa teknik pembedahan bervariasi tergantung pertimbangan letak patologi. Pembedahan dilakukan apabila terapi konservatif gagal , terjadi penurunan gejala klinis dan tanda kegawatdaruratan

“Keberhasilan pembedahan sangat ditentukan oleh berbagai faktor, kondisi pre-operasi, dan team operasi dan rehabilitasi medis yang baik,” tutupnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!