BINJAI, MENARA62.COM — Setelah seharian sehari sebelumnya Binjai diguyur hujan dengan intensitas sedang, menjelang subuh, 1 Syawal 1438 H hujan berhenti. Mendung masih menggelayut di langit Binjai. Suasana cukup sejuk tidak menyurutkan kaum muslimin untuk mendatangi tempat tempat shalat. Demikian juga di lapangan Gedung Dakwah Muhammadiyah yang terletak di kebun lada, Binjai. Bertindak sebagai khatib dan imam shalat idul fitri Prof. Dr. Asmuni, M.A., Ketua PW Muhammadiyah Sumatera utara periode 2010-2015.
Pada awal khutbah, beliau menyampaikan jika konvensi istambul direalisasikan, perbedaan awal ramadhan, awal Syawal dan Dzulhijjah tidak ada lagi.
Bumi menjadi 1 mathlak. Bulan yang dilihat di Binjai, Indonesia adalah bulan yang dilihat di Amerika, Inggris, Jerman, Belanda dan di manapun. Bulan yang satu. “Perbedaan lama berpuasa masing masing daerah tidak bisa dihindari. Argentina hanya berpuasa 9 jam. Arab Saudi 12 jam. Indonesia 13 jam. Belanda, Jerman dan beberapa daerah lain, lebih lama lagi,” ujarnya.
Selanjutnya beliau menyampaikan capaian capaian yang diperoleh oleh negara negara yang dipimpin oleh orang orang beriman. “Di mana berlaku hukum hukum Islam. Seperti Turki dan Brunei Darussalam,” ujarnya. “Sesuai firman allah, Allah akan limpahkan keberkahan dari langit dan bumi dan rezeki yang tidak terduga,” tambahnya.
Shalat idulfitri 1 Syawal 1438 H dihadiri oleh ratusan jemaah baik tua, muda, maupun anak-anak. Selesai menyampaikan khotbahnya, al ustadz Prof. Dr. Asmuni, M.A., didampingi ketua PDM Binjai, Drs. H. Yundiser, M.Pd., dan beberapa pengurus Muhammadiyah kota Binjai menerima ucapan selamat idul fitri dari beberapa jemaah bersilaturahmi dan beramah tamah ke rumah As Adinata, S.PdI., seraya menikmati hidangan yang ada.
(Fuad-Binjai)