Malam baru saja menerka angin sore dan petang. Dua mobil oranye keluar dari tempat parkir masjid Ogan Ilir setelah tim ekspedisi usai salat Magrib dan siap melanjutkan perjalanan berikutnya. Pada malam itu, kami terdiri atas Imam P (Pimpinan Redaksi), Abd. Malik (Editor Vlog), MH Kholis (Editor Seni dan Budaya), Titis SD (Pusdok), dan Bayu (TvMU), dan beberapa pemuda Muhammadiyah Sumatera Selatan yang menjadi pendamping dan penunjuk jalan selama ekspedisi berlangsung.
Dua mobil oranye bertuliskan “Ekspedisi Ahmad Dahlan Menara62.Com” pun melaju bersama angin malam. Pada pukul 19.30 WIB, kami tiba di sebuah pertigaan jalan tepat di bawah patung kuda di Prabumulih. Kami pun berhenti dan turun untuk melepas lelah sejenak di bawah patung itu sembari bertanya-tanya satu sama lain tentang patung tersebut. Mulai dari lampu-lampu di atasnya yang belum dinyalakan padahal sudah malam, juga berapa ekor patung kuda sembari menikmati buah lengkeng yang sempat beli di pinggir jalan sebelum tiba di Ogan Ilir.
Beberapa menit kami beristirahat sembari menikmati pemandangan dan angin malam di pertigaan jalan tempat patung kuda berdiri tegak. Kami pun bersenda gurau sembari mengabadikan beberapa pemandangan lewat bidikan kamera agar rasa lelah segera berlalu. Beberapa saat kemudian, ketua tim kami ditelfon oleh seseorang dan penelfon tersebut memberi alamat dan petunjuk untuk melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan kami, yaitu kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah Prabumulih.
Kami pun berangkat dan hanya beberapa menit saja kami tiba di sebuah bangunan yang di dalamnya penuh dengan aneka warna. Kami disambut dengan hangat dan senyum sumringah oleh beberapa pengurus yang sengaja menunggu di ruang itu. Ruang yang setiap harinya juga dipakai untuk belajar atau bimbingan belajar siswa di daerah sana. Setelah bertegur sapa dan memperkenalkan juga menyampaikan tujuan kami, merekan pun mepersilakan kami untuk merekam dan mengabadikan obrolan kami dengan mereka. Beberapa di antara tim ekspedisi meyiapkan kamera, banner, dan peralatan lainnya. Rasa lelah dan letih yang kami rasakan perlahan berlalu meski beberapa di antara kami sempat ada yang tertidur saat wawancara berlangsung.
Selama wawancara berlangsung, banyak hal yang disampaikan oleh beberapa pengurus secara estafet kepada kami. Semangat mereka menyampaikan banyak hal meski semakin malam tetap kami rasakan. Mereka bercerita mulai dari sejarah dan perkembangan Muhammadiyah di Prabumulih. Ada banyak rasa suka dan duka yang mereka ceritakan. Satu persatu menyampaikan harapannya agar masyarakat di Prabumulih terutama masyarakat Muhammadiyah dan masyarakat Islam umumnya agar selalu menjaga ukhuwah Islamiyah-nya dan terus bergandeng tangan dalam memajukan Islam secara kaffah.
Tanpa terasa jam pada waktu itu menunjukkan pukul 21.00 WIB dan wawancara dengan pergurus daerah baru saja usai. Kami pun bersiap diri untuk melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Lahat, tempat kami bermalam selama ekspedisi ke depannya. Namun, kami dicegah oleh mereka. Mereka mengajak dan menawarkan makan malam bersama di salah satu warung makan mie Aceh tidak jauh dari lokasi yang menjadi tempat wawancara. Kami menerima ajakan dan tawaran mereka karena kami juga belum makan malam pada waktu itu.
Kami dan mereka bersenda gurau selama makan malam berlangsung. Satu jam pun berlalu tanpa kami sadari sedangkan kami harus melanjutkan perjalanan ke Lahat malam itu. Mereka minta agar kami makan sebanyak mungkin karena perjalanan berikutknya akan memakan waktu kurang lebih tiga jam. Sontak kami kaget karena kami mengira, Lahat dari Prabumulih hanya berjarak beberapa kilometer saja, namun perkiraan kami tidak seperti yang mereka katakan. Kabupaten Lahat benar-benar jauh dari perkiraan kami.
Tepat pada pukul 22.00 WIB kami berpamitan pada mereka untuk melanjutkan perjalanan ke Lahat. Dan kami pun melaju pada kegelapan malam yang semakin larut. Kami percaya bahwa perjalanan akan menempuh waktu yang lama, yaitu kurang lebih tiga jam. Rasa lelah dan kantuk telah menyinggahi kami satu persatu. Kami tiba di Lahat di salah satu hotel tempat menginap selama ekspedisi keesokan harinya, yakni pukul 01.30 WIB dini hari. Benar-benar sesuai dengan perkiraan pengurus di Prabumulih. Kami tiba dengan rasa lelah dan kantuk. Kami pun langsung istirahat tanpa mengobrol terlbih dahulu karena keesokannya akan melanjutkan ekspedisi berikutnya.