MAMUJU, SUL-BAR, MENARA62.COM — Sebanyak 19.435 orang mengungsi. Sandang, Pangan, Papan menjadi Kebutuhan Utama Anak-Anak termasuk dukungan psikososial.
“Saya sedih melihat anak saya sekarang. Setiap kali dia sedang bermain, tiba-tiba kaget dan berlari ketakutan karena tanah goyang. Dia masih ingat dengan gempa tempo dulu (2018) dan ini sudah terjadi lagi di sini,” Jelas Arsyad (37) seorang penyintas dengan 2 anak yang kini tinggal di tenda pengungsian di Mamuju, Sulawesi Barat.
Arsyad (37) tidak pernah membayangkan dia dan keluarganya akan menjadi penyintas bencana gempa untuk kedua kalinya. Setelah mengalami gempa Palu dan Donggala tahun 2018, Arsyad dan keluarga memutuskan pindah ke Mamuju, Sulawesi Barat, untuk memulai kembali lembaran baru. Lalu pada Jumat dini hari, 15 Januari 2021, gempa keras dengan magnitudo 6,2 mengguncang Sulawesi Barat dan memaksa mereka untuk berlari menyelamatkan diri.
Dengan menggunakan motor, Arsyad membonceng dua anaknya yang berusia 7 dan 16 tahun menyelamatkan diri ke arah perbukitan Kabupaten Mamuju. Saat ini Arsyad dan keluarga sudah bersama dengan ratusan pengungsi di desa Pasa’Bu, Kecamatan Tapalang, Mamuju. Mereka berlindung di tenda pengungsian dan rumah-rumah penduduk.
Sebagian pengungsi adalah lansia, anak-anak, serta ibu hamil. Tenda-tenda darurat, yang dibuat dengan terpal kecil, masing-masing dihuni sampai 10 orang berdesak-desakan dan beralaskan kardus bekas atau tanah saja karena belum ada tikar dan selimut. Kondisi ini diperparah dengan hujan lebat yang mengguyur Mamuju sepanjang hari Jumat sampai Sabtu pagi. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia pada 18 Januari 2021, pukul 14.00 wib, tercatat sebanyak 39.883 jiwa yang terdampak dan 19.435 diantaranya telah mengungsi.
“Sejak hari pertama setelah kejadian bencana, Save the Children Indonesia bersama dengan mitra kami, Yayasan INANTA di Sulawesi telah melakukan Kaji Cepat pendataan untuk mengetahui kebutuhan utama anak-anak dan keluarga termasuk kebutuhan layanan dukungan psikososial dan pendidikan dalam situasi darurat,” tutur Dino Satria, Chief of Humanitarian & Resilience Department (20/1/2021).
Save the Children Indonesia bersama dengan Yayasan INANTA, Save the Children Indonesia akan mendistribusikan 150 paket perlengkapan hunian, 5000 paket kebersihan, dan 1000 box air. Selain itu, juga Save the Children Indonesia memberikan dukungan teknis untuk menyiapkan desk relawan BNPB agar memudahkan pengumpulan data informasi terutama data kebutuhan anak-anak dan keluarga. (*)