JAKARTA, MENARA62.COM — Tahun ini kondisi sawit diperkirakan masih mengalami kelesuan. Meski produksi pada triwulan I tahun ini cukup bagus, ekspor pun naik, tapi duitnya tidak ada karena tekanan ekonomi global.
“Tantangan pasar global sejak tahun lalu hingga kini masih terus ada. Eropa melakukan pengurangan kelapa sawit hingga 2030 nanti, ” uiar Joko Supriono ketua umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) seusai buka puasa bersama Gapki di Jakarta, Rabu (15/5/2019).
Bagi Joko, no palm oil it’s not solution, but sustainable palm oil it’s solution. Apalagi, sawit bagi Indonesia merupakan industri strategis.
Bungaran Saragih, mantan menteri pertanian mengatakan, kalau sesuatu terjadi dalam industri sawit di Indonesia, maka akan terjadi impak yang tidak kecil. Pasalnya, sawit merupakan industri strategis.
“Yang diperlukan adalah kerjasama semua pihak untuk menyelamatkan industri sawit Indonesia,” ujar Bungaran yang menambahkan bahwa masih banyak yang salah mengerti tentang sawit, sehingga kritis dengan argumentasi yang tidak beralasan.
Tiga Revolusi Pertanian
Bungaran mengatakan, dalam bidang pertanian ada tiga revolusi di Indonesia. Yaitu, beras, ayam dan sawit.
Sawit, menurut Bungaran, agribisnis pertama di Indonesia yang menghasilkan kelas menengah di Indonesia.
“Di sejumlah daerah, petani sawit ada yang lebih kaya daripada profesor,” ujar Bungaran yang mengatakan bahwa sawit juga banyak tidak dimenegerti orang.