31.6 C
Jakarta

Schoology Sebagai Aplikasi Belajar dalam Perspektif Semiotika

Baca Juga:

Oleh: Khufaifatul Fikri)*

TEKNOLOGI di tengah situasi pandemi yang penuh keterbatasan dan ketidakpastian seolah menjadi oase di tengah gersangnya gurun pasir. Teknologi bukan lagi suatu hal yang hanya dikuasai oleh beberapa orang. Akan tetapi, saat ini setiap orang mau tidak mau, suka atau tidak suka harus mampu menggunakan teknologi di beberapa aspek kehidupan. Salah satunya adalah  dalam dunia pendidikan khususnya dalam belajar mengajar.

Kondisi pandemi saat ini mengharuskan sekolah melakukan seluruh aktivitas pembelajarannya secara jarak jauh atau lebih dikenal dengan istilah virtual. Hal itu tentunya sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Pembelajaran jarak jauh dilakukan oleh masing-masing sekolah berbeda, tentunya sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan yang telah ditetapkan.

Banyak sekolah maupun guru memanfatkan beberapa platform media sosial seperti whatsapp, instagram, youtube dan facebook sebagai sarana sekaligus media dalam kegiatan belajar mengajar. Selain memanfaatkan platform media sosial, para guru maupun beberapa sekolah juga memanfaatkan aplikasi belajar yang dapat digunakan sebagai ruang interaksi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Beberapa aplikasi belajar yang digunakan banyak sekolah di antaranya ada Google Classroom, Edmoodo, E-learning, Quipper dan Schoology.

Schoology merupakan aplikasi belajar yang menawarkan berbagai fitur dan fasilitas menarik yang dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Schoology belum terlalu familiar dibandingkan dengan aplikasi belajar lainnya yang lebih dulu muncul dan banyak digunakan. Hal itu dikarenakan aksesnya yang belum dipahami oleh banyak orang dan menyediakan fitur premium yang tentunya berbayar. Fitur-fitur unggulan pada Schoology di antaranya  fitur pembuatan course (kelas), attendant (daftar hadir), penilaian, quizz atau tes, kalender, pembuatan folder-folder penyimpanan materi pembelajaran dan media pembelajaran.

Fitur- fitur yang ada dalam Schoology tentunya hanya dapat digunakan oleh para pengguna yang telah melakukan pelatihan dan mendapatkan sosialisasi khusus. Hal itu dikarenakan aplikasi Schoology hanya digunakan oleh sekolah-sekolah yang mengetahui aplikasi ini dengan keunggulan spesifik yang belum dimiliki oleh aplikasi belajar lainnya. Selain fitur-fitur pembelajaran, aplikasi Schoology juga dapat dijadikan sebagai ruang interaksi dan komunikasi antara siswa dan guru.

Interaksi dan komunikasi yang terjadi dalam aplikasi Schoology dapat dikaji dalam perspektif semiotika. Seperti yang sudah banyak dituliskan dalam berbagai literatur bahwa semiotika adalah ilmu yang mengkaji hubungan antara penanda dan petanda. Lebih lanjut semiotika menurut Barthes adalah  pada dasarnya merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things).

Senada dengan hal itu, Littlejhon menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Theories on Human Behavior, tanda-tanda (Sign) adalah basis dasar dari seluruh komunikasi. Manusia dengan perantaraan tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya dan banyak hal lainnya yang ada di dunia.

Sedangkan Ferdinand de Saussure mengungkapkan bahwa relasi yang terjadi antara penanda dan petanda berdasarkan konvensi atau aturan tertentu. Konvensi atau aturan yang dimaksud bisa berupa kesepakatan sosial yang diperlukan untuk memaknai tanda tersebut. Lebih lanjut tanda-tanda yang dimaksud Saussure terdiri dari: bunyi-bunyian dan gambar, disebut signifier atau penanda, dan konsep-konsep dari bunyi-bunyian dan gambar disebut signified atau petanda.

Ditinjau dari penjelasan para ahli semiotika di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya semua manusia yang melakukan komunikasi sesamanya menggunakan sistem tanda yang telah dipahami dan disepakati bersama. Hubungannya dengan penggunaan Schoology sebagai aplikasi belajar adalah pemanfaatan sebuah aplikasi atau produk teknologi yang di dalamnya terdapat tanda, simbol, dan konsep tanda-tanda tertentu.

Simbol-simbol atau tanda yang terdapat pada Schoology bisa berupa ikon, gambar, bunyi, dan warna yang hanya dapat digunakan jika pengguna aplikasi memahami atau mengerti akan tanda tersebut. Contoh tanda-tanda atau simbol yang digunakan dalam Schoology di antaranya ada lambang “balon percakapan” yang berarti ruang diskusi, lambang “rantai” yang artinya link, dan lambang “puzzle” yang artinya tes atau kuis.  Pemahaman atau pengetahuan akan tanda yang ada dalam Schoology dapat diperoleh melalui pelatihan dan sosialisasi terkait aplikasi tersebut.

Selain tanda yang ada pada aplikasi Schoology, penggunaan penanda dan petanda juga banyak digunakan selama kegiatan belajar mengajar  berlangsung yang tentunya memanfaatkan aplikasi tersebut. Hal itu tentunya didasarkan pada kenyataan bahwa bahasa yang digunakan manusia merupakan sebuah sistem lambang yang arbitrer dan konvensional. Dalam hal ini, dalam kegiatan belajar mengajar tentunya ada tanda-tanda atau kode tertentu yang telah dipahami baik oleh guru maupun siswa yang ada di dalamnya.

Sistem tanda atau lambang yang ada di dalam kegiatan belajar mengajar tentu berfungsi untuk menyampaikan dan menerima materi  pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut.

*Penulis adalah Mahasiswi Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!