SOLO, MENARA62.COM — Sekolah Pendidikan Berbasis TIK dan Budaya SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta mengajak siswa peduli lingkungan dan membiasakan diri mengurangi sampah plastik di lingkungannya masing-masing. Tak hanya siswa, para guru hingga kepala sekolah juga terlibat dalam aksi ini.
Sejak Jumat, 31/8/2018, sekolah tersebut telah menginisiasi pembentukan bank sampah berbasis sekolah di Surakarta, Jawa Tengah.
“Di tempat kami, program bank sampah sudah dimulai. Dukungan dan kerjasama bapak ibu menentukan kesuksesan program ini. Mohon untuk terus disosialisasikan kepada siswa. Kelas bebas sampah menjadi tanggung jawab bapak ibu wali kelas dan siswa. Sekolah bebas sampah menjadi tanggung jawab kita bersama,” kata kepala sekolah Sri Sayekti, S.Pd., M.Pd., Jumat (31/8/2018) siang.
Sementara itu, wakil kepala sekolah bidang Humas Jatmiko mengatakan sampah plastik bisa menjadi salah satu media pembelajaran sekolah berbahan dasar sampah plastik bahkan koran bekas. Sekolahnya juga menerapkan siswa wajib setor ke bank sampah setiap hari Jum’at. “Sampah diolah menjadi indah” kalimat itu menjadi salah satu kalimat bujukan dan rayuan untuk generasi kekinian.
Konsep bank sampah merupakan metode Amati, Tiru, Modifikasi (ATM) yang efektif untuk menggerakkan dan merubah cara pandang masyarakat yang selama ini memandang bahwa sampah sama sekali tidak berguna, padahal justru sebaliknya, jika dikelola maka sampah dapat menghasilkan uang dan pengejahwantahan di antara puluhan program sekolah Adiwiyata.
“Hal ini untuk menanamkan sikap peduli lingkungan terhadap siswa. Nanti sampah akan dijual ke bank sampah dan hasil penjualannya akan digunakan untuk kegiatan adiwiyata atau tabungan pendidikan dalam tanda kutip bisa jadi bayar SPP menggunakan sampah, sampah berkah untuk semuanya, sekaligus setiap kelas bisa jalani jum’at bersih check up sampah,” kata Jatmiko.