SOLO, MENARA62.COM — Sebanyak 56 siswa kelas V SD Muhammadiyah PK Kottabarat Solo mengikuti kegiatan Kampung Ramadan di dukuh Tegalsari, Canden, Sambi, Boyolali, Jumat-Ahad (24-26/5/2019).
Kegiatan yang mengambil tema “Menanamkan Nilai Kearifan Kemasyarakatan dalam Bingkai Kampung Ramadan” ini merupakan salah satu bentuk implementasi model pembelajaran abad ke-21.
Andi Arfianto, salah satu guru kelas V menyampaikan, prinsip pokok pembelajaran abad 21 adalah berpusat pada siswa, bersifat kolaboratif, kontekstual, dan terintegrasi dengan masyarakat.
“Kegiatan ramadan tahun ini kami rancang supaya siswa bisa belajar langsung dengan masyarakat karena selama tiga hari mereka tinggal di rumah-rumah penduduk dan merasakan langsung dinamika keguatan kemasyarakatan,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan Kampung Ramadan bekerjasama dengan warga serta Pondok Pesantren Manafiul Ulum Canden, Sambi, Boyolali. Adapun rangkaian kegiatan meliputi, penyaluran beras zakat fitri, tinggal bersama orang tua asuh, orientasi lingkungan desa dan pondok pesantren, salat jamah di masjid, kerja bakti bersama warga, bakti sosial, dan pasar murah.
Dalam kegiatan tersebut, siswa dibagi menjadi 14 kelompok yang terdiri dari 6 kelompok putri dan 8 kelompok putra. Kegiatan ini melibatkan orang tua asuh dan yang akan membimbing siswa dalam kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan.
Menandai puncak kampung ramadhan, digelar bakti sosial, pasar murah, dan pengobatan gratis yang digelar di komplek masjid Darussalam Desa Tegal Sari, Ahad (26/5/2019).
Dalam kegiatan pasar murah, siswa menjual pakaian pantas pakai dengan kisaran harga seribu sampai lima ribu rupiah serta 150 paket sembako yang berisi 1 liter minyak goreng, 2 kg beras, 2 kg gula, dan mie instan seharga limabelas ribu rupiah.
Hasil penjualan sembako murah dan pakaian pantas pakai tersebut akan disumbangkan ke pondok pesantren, masjid, dan kas RT setempat.
Untuk kegiatan pemeriksaan dan pengobatan gratis, panitia melibatkan orang tua siswa kelas V yang berprofesi sebagai dokter, terdiri dari 2 dokter spesialis penyakit dalam, 1 dokter spesialis anak, dan 2 dokter umum.
Muhammad Afif Nurrahman, salah satu siswa kelas V mengaku senang mengikuti kampung ramadan. Jika di tahun-tahun sebelumnya kegiatan ramadan biasanya hanya berupa pesantren kilat, maka tahun ini ia bisa tinggal bersama warga masyarakat.
“Ini pengalaman pertama saya tinggal bersama orang tua asuh dan benar-benar merasakan suasana ramadan bersama masyarakat yang belum saya kenal sebelumnya,” ujarnya.
Tokoh masyarakat setempat, Nur Rokhim mengaku bersyukur dengan adanya kegiatan tersebut. Warga masyarakat sangat antusias menyambut kegiatan tersebut Ia sangat berterima kasih karena rangkaian kegiatan kampung ramadan memberikan manfaat nyata kepada masyarakat.
“Bukan sekedar manfaat materi, tetapi yang lebih penting dari itu semua adalah manfaat silaturrahim dan pengalaman saling belajar dalam membimbing anak-anak,” katanya.